Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, para pengusaha mulai menjual aset karena tak bisa membayar biaya operasional dan gaji karyawan.
Menurut Suryawijaya, ada sekitar 60 hotel di Bali yang dijual pemiliknya.
Dari jumlah itu, sekitar 20 hotel sudah dijual sebelum pandemi. Sementara sisanya dijual saat pandemi Covid-19.
"Perhotelan ini hanya bertahan tiga bulan. Setelah itu, tiga bulan pertama bongkar tabungan, lalu tiga bulan kedua ya jual aset-aset," kata Suryawijaya saat dihubungi, Senin.
Baca juga: Gili Tangkong Dijual Secara Online, Pemprov NTB: Itu Hanya Ulah Spekulan...
Menurutnya, hal itu terjadi karena tingkat okupansi hotel yang sangat rendah selama pandemi Covid-19, sekitar lima sampai tujuh persen.
Jumlah itu, kata dia, tak bisa menutupi biaya operasional. Sehingga, para pengusaha memilih tutup atau menjual aset.
Suryawijaya berharap, pemerintah pusat segera merealisasikan pinjaman lunak dengan bunga rendah dan tenor panjang kepada sejumlah pengusaha di Bali.
(KOMPAS.com/Imam Rosidin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.