Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Sangka, Awalnya Tugas Kuliah, Usaha Tempe Benny Kini Beromzet Rp 100 Juta Sebulan

Kompas.com - 08/02/2021, 15:45 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Nama usahanya dinamai "Ini Tempe" yang merupakan akronim dari innovated new idea with tempe.

Untuk tahap awal dia memproduksi 5 hingga 10 kilogram tempe.

Benny lalu memasarkannya ke sejumlah hotel, restoran, dan toko dari awalnya yang ke tetangga di sekitar rumahnya.

Ternyata banyak yang suka produknya tersebut.

Usahanya kemudian semakin berkembang pada 2017.

Setiap pekan, ia bisa memproduksi 40-50 kilogram tempe atau 200 kilogram tempe tiap bulan.

Tak mudah

Benny mengaku tidak mudah untuk sampai di titik ini. Sebab, ia sempat jatuh-bangun dalam membangun usahanya.

Kesulitan yang dialami adalah mencari bahan baku tempe. Sebab, ia menggunakan kedelai lokal jenis Grobogan.

Penggunaan kedelai ini karena dinilai lebih sehat. Kedelai jenis ini bukan produk GMO ( Geneticaly Modified Organism) atau kedelai hasil rekayasa genetik.

Namun harga kedelai ini dinilai lebih mahal dari kedelai impor pada umumnya.

Jika kedelai impor seharga Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per kilogram, maka kedelai Gerobogan ini seharga Rp 12.000 per kilogram.

Hal ini membuat harga tempe dari Ini Tempe sedikit lebih mahal dari yang di pasaran.

Selain lebih mahal, kedelai jenis ini juga hanya ditanam di musim tertentu dan tak banyak petani yang menamnya.

Sehingga ia kadang mengalami kesulitan dalam manajemen rantai pasoknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com