Sebelum pandemi Covid-19, lampion buatan Katon dipasarkan hingga uar kota seperti Tulungagung, Blitar, Ngawi, dan Yogyakarta. Dulunya Katon bisa memproduksi sekitar 500 lampion saban bulan.
Harga lampion buatan Katon pun bervariasi, rerata Rp 35.000 per buah. Adapun omzet yang didapat sekitar Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta tiap bulannya.
“Dulu pesanannya banyak, bahkan ribuan setiap musim,” paparnya.
Namun itu hanyalah cerita lalu. Kini permintaan lampion ke Katon sepi. Bahkan menjelang perayaan hari raya imlek 2021 ini pun belum ada yang memesan lampion ke dirinya.
“Kena pandemi itu sudah, ya gimana ya, ya laku tapi turunnya itu jauh, dari (produksi) ribuan sekarang ratusan pun masih ngotot, ngeluarin (menjual) ratusan (lampion) itu ngotot sudah,” tuturnya.
Baca juga: Seniman Pasar Seni Ancol Bertahan Dihantam Pandemi, Banting Harga hingga Tidur di Kios
Beruntung, saat usaha pembuatan lampion seret, produksi miniatur truk bikinan Katon banyak peminat. Kini pembuatan miniatur truk menjadi sumber pendapatan utama keluarga Katon.
UMKM Kevin Craft milik Katon memang tak hanya memproduksi lampion saja, tapi juga kerajinan tangan lain seperti miniatur truk dan layang-layang. Sementara ini, pesanan yang masuk ke Kevin Craft didominasi miniatur truk.
Kini Katon hanya bisa berharap kondisi pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga permintaan lampion termasuk lampion imlek meningkat kembali.
“Kalau mau pesan (lampion) bisa langsung menghubungi saya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.