Akibat beban hidup itu, Zahra pun berupaya meringankan kesusahan ibunya.
Ia terpaksa bekerja menjadi kuli bangunan di Kota Lhokseumawe.
Zahra tak merasa malu, sebab ia dan keluarganya harus bertahan menghadapi kerasnya hidup.
"Saya sering tidak masuk sekolah. Maka saya bekerja, ikat besi bangunan rumah dan lain sebagainya," kata dia.
Menurutnya, hasil keringatnya bisa dipergunakan untuk membantu sang ibunda mencukupi kebutuhan hidup.
"Terpenting uang harian saya bisa bantu orangtua, sebagain buat sekolah saya dan dua adik," kata dia.
Baca juga: Batu Meteorit Hendak Dijual Munjilah, Ahli: Sebaiknya Diberikan ke Negara
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu kisah ini. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat, klik di sini untuk donasi.
Kisah pilu Zahra dan keluarganya akhirnya viral di media sosial.
Buntutnya, pihak sekolah merasa iba dan membantu memperbaiki rumah Zahra dan ibunya.
Uang perbaikan tersebut merupakan hasil patungan dari guru-guru di sekolah Zahra.
Meski demikian, sang ibu mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.
"Sampai sekarang kami belum terima bantuan pemerintah," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lhokseumawe, Masriadi | Editor: Farid Assifa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.