Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Satu Keluarga Seniman di Rembang Tewas Dibunuh | Sumber Suara Dentuman di Malang

Kompas.com - 06/02/2021, 06:15 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Satu keluarga seniman di Rembang, Jawa Tengah, ditemukan tewas di dalam sanggarnya.

Satu keluarga itu terdiri dari suami, istri, anak, dan cucu.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, tewasnya para korban tersebut akibat penganiayaan.

Sebab, ditemukan sejumlah luka akibat benda tumpul pada tubuh para korban.

Sementara di Malang, Jawa Timur, suara dentuman yang menggegerkan warga sebelumnya akhirnya terungkap.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suara dentuman itu berasal dari petir.

Untuk itu, warga diminta untuk tidak resah, apalagi mengaitkan dengan hal-hal supranatural.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Pembunuhan satu keluarga

Ilustrasi tewasSHUTTERSTOCK Ilustrasi tewas

Satu keluarga seniman di Rembang, Jawa Tengah, ditemukan tewas di dalam sanggarnya.

Korban tewas diketahui berjumlah empat orang, yaitu suami, istri, anak, dan cucunya.

Dari hasil pemeriksaan polisi, tewasnya para korban itu akibat penganiayaan. Sebab, pada tubuh korban ditemukan sejumlah luka akibat benturan benda tumpul.

"Untuk saat ini, korban dari hasil olah TKP korban dinyatakan ada penganiayaan," kata Kapolres Rembang AKBP Kurniawan Tandi Rongre di tempat kejadian, Kamis.

Untuk mengusut kasus pembunuhan itu, polisi saat ini masih melakukan pengembangan penyelidikan.

Baca juga: Seniman di Rembang Tewas Dibunuh bersama Istri, Anak, dan Cucu

2. Sumber dentuman di Malang

Ilustrasi suara dentuman misterius Ilustrasi suara dentuman misterius

Suara dentuman yang membuat geger warga di Malang, Jawa Timur akhirnya terungkap.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suara dentuman itu berasal dari petir.

"BMKG sudah melacak data monitoring petir. Di beberapa daerah di Jatim sejak jam 00.00 WIB (Rabu) sudah terjadi hujan dan petir. Dentuman tersebut merupakan fenomena alam yang bisa dijelaskan," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi, Kamis (4/2/2021).

Dengan ditemukannya sumber suara itu, warga diharapkan bisa lebih tenang dan tidak mengaitkan lagi dengan hal supranatural.

Baca juga: Misteri Suara Dentuman di Malang yang Akhirnya Terpecahkan...

3. Tanggapan Ganjar soal Jateng di Rumah Saja

Gubernur Jawa Tengah Ganjar PranowoKOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat bicara menanggapi pro kontra gerakan Jateng di Rumah Saja.

Menurutnya, kebijakan itu diperlukan untuk menekan penyebaran Covid-19 dan memunculkan empati. Pasalnya, kasus corona di Jawa Tengah diketahui masih tinggi.

"Yang dibutuhkan bukan diksi pelarangan, yang dibutuhkan sebenarnya ayo di rumah saja. Kita berikan empati kepada para tenaga kesehatan, penggali kubur, pak dokter yang berjuang keras," katanya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan adanya partisipasi dari masyarakat.

Soal penutupan tempat keramaian, diharapkan adanya perbaikan dalam menjalankan protokol kesehatan.

Baca juga: Pro Kontra Jateng di Rumah Saja, Ganjar: yang Dibutuhkan Bukan Diksi Pelarangan, tetapi...

4. Semburan gas di Pesantren Pekanbaru

Begini penampakan dari atas kerusakan pada gedung Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School akibat semburan gas disertai lumpur dan batu di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/2/2021).Dok. PLTU Tenayan Raya Pekanbaru Begini penampakan dari atas kerusakan pada gedung Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School akibat semburan gas disertai lumpur dan batu di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/2/2021).

Pengeboran sumur bor yang dilakukan di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School Kampus 2 di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, berujung petaka.

Pasalnya, saat dilakukan pengeboran itu justru mengeluarkan semburan gas.

Meskipun tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun, akibat semburan gas yang disertai dengan lumpur dan batu membuat bangunan ponpes rusak berat.

Atap bangunan roboh karena tidak kuat menahan beratnya lumpur.

"Kalau kerugian belum dapat dihitung. Karena saat ini masih fokus pada penanganan semburan gas disertai lumpur," ujar Lurah Tuah Negeri, Syarifudin kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Jumat.

Baca juga: Semburan Gas di Pesantren Pekanbaru Disertai Lumpur dan Batu, Hampir Semua Bangunan Rusak Berat

5. Pemerintahan di Intan Jaya mandek

Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.Dokumentasi TNI Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Upaya penanganan keamanan di Intan Jaya, Papua, mengalami kendala.

Pasalnya, para pejabat di lingkungan pemkab tersebut diketahui tidak ada ditempat.

"Pemerintahan tidak jalan, bupati dengan bawahannya tidak ada yang di tempat. Terakhir beliau naik waktu peresmian kantor bupati pada akhir Desember 2020, sampai sekarang belum kembali lagi," ujar Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (5/2/2021).

Dengan tidak adanya dukungan dari pemkab tersebut, aparat keamanan mengalami kesulitan dalam melakukan pembinaan kepada warga.

"Yang bisa bertahan memang cuma kita saja, polisi dengan TNI, karena faktor keamanan Pemdanya tidak ada," kata dia.

Baca juga: Soal Kondisi di Intan Jaya, Kapolres: Pemerintahan Tidak Jalan, Bupati dan Bawahannya Tidak di Tempat

Sumber: Kompas.com (Penulis : Dhias Suwandi, Idon Tanjung | Editor : Dheri Agriesta, Aprillia Ika, Michael Hangga Wismabrata, David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com