Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga di Sekitar Lokasi Semburan Gas, Dengar Ledakan Keras, Mengungsi hingga Sesak Napas

Kompas.com - 05/02/2021, 18:18 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Betapa kagetnya mereka melihat kondisi bangunan pesantren sudah rusak parah akibat semburan gas disertai lumpur dan batu.

Atap beberapa bangunan sudah roboh sampai ke lantai. Bebatuan berserakkan di halaman dan jalan di kawasan pesantren.

Sedangkan tumpukan lumpur yang disemburkan dari perut bumi sudah mencapai sekitar 5 meter.

"Bangunan pesantren rusak parah karena tertimpa lumpur dan batu dari semburan gas," tutur Nurhawani.

Warga sesak napas

Selain membuat takut, warga di sekitar lokasi semburan gas juga mengaku sesak napas.

Menurut Nurhawani dan Tria, warga sesak napas karena semburan gas yang mengeluarkan debu.

"Kami sesak napas dibuatnya tadi malam, karena semburan gas ada debunya," ujar Tria.

Baca juga: Semburan Gas Berpasir dan Berbatu di Ponpes Pekanbaru Muncul Saat Pengeboran Sumur Capai Kedalaman 119 Meter

Selain itu, warga juga takut gas tersebut mengandung racun.

"Ya, kami khawatinya gas itu beracun," tambah Nurhawani.

Warga berharap semburan gas itu dapat ditangani oleh pemerintah.

"Ya, harapan kita supaya dapat ditangani pemerintah," pungkas Tria.

Awal kejadian

Diberitakan sebelumnya, semburan gas terjadi ketika pembuatan sumur bor di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (4/2/2021).

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pukul 17.00 WIB, bunyi semburan gas begitu kuat bergemuruh.

Sumur bor yang menyemburkan gas itu berada di antara gedung belajar dengan pondok santri.

Semburan gas yang begitu kuat terdengar dari jarak sekitar 300 meter. Semburan gas juga mengeluarkan pasir dan sesekali bebatuan dari perut bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com