Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kondisi di Intan Jaya, Kapolres: Pemerintahan Tidak Jalan, Bupati dan Bawahannya Tidak di Tempat

Kompas.com - 05/02/2021, 18:03 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Situasi keamanan di Kabupaten Intan Jaya, Papua, kurang kondusif karena ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam beberapa bulan terakhir.

Upaya penegakan yang dilakukan aparat keamanan menemui kendala karena pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya tidak ada di tempat.

Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara mengatakan, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni diduga belum pernah berada di kantor sejak 2021.

"Pemerintahan tidak jalan, bupati dengan bawahannya tidak ada yang di tempat. Terakhir beliau naik waktu peresmian kantor bupati pada akhir Desember 2020, sampai sekarang belum kembali lagi," ujar Antara saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (5/2/2021).

Antara mengaku kesulitan membina masyarakat karena tak ada dukungan dari pemerintah setempat.

Namun, Wayan memahami situasi keamanan yang kurang kondusif membuat Bupati Intan Jaya dan jajarannya enggan berada di Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.

Baca juga: Kontak Senjata Terjadi di Intan Jaya, Seorang Anggota KKB Tewas

"Yang bisa bertahan memang cuma kita saja, polisi dengan TNI, karena faktor keamanan Pemdanya tidak ada," kata dia.

Namun Wayan memastikan, khusus di dalam Kota Sugapa, situasi cukup kondusif.

Masyarakat pun secara rutin tetap melakukan aktivitas sejak pagi hingga sore hari.

"Masyarakat seperti biasa saja, kalau hari pasar pada Selasa dan Junat mereka tetap jualan hasil kebun," kata dia.

Untuk menjaga keamanan di Sugapa, Polres Intan Jaya dibantu 100 personel Brimob Polda Riau rutin melakukan patroli jalan kaki.

"Antisipasinya kita setiap hari patroli jalan kaki, ada BKO Brimob dari Polda Riau, ada 100 personel, kita amankan wilayah kita di dalam kota saja, kadang kita bikin strong point di pertigaan dan penempatan untuk mengantisipasi masyarakat yang mencurigakan," paparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com