Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Mantan Perambah Hutan Way Kambas, Tobat hingga Membangun Desa

Kompas.com - 05/02/2021, 16:12 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


LAMPUNG, KOMPAS.com – Aroma kotoran sapi menyengat hidung di kanopi samping rumah Bambang Sumantri (32) di Desa Labuhan Ratu VI, Lampung Timur.

Namun, seperti sudah terbiasa, pemuda tegap itu tak menghiraukan aroma tersebut.

Dengan sekop, Bambang mengumpulkan tumpukan kotoran sapi yang mulai mengering itu.

“Dapat dari warga sini, banyak yang pelihara sapi, kami beli dari mereka. Jadi bahan baku selalu tersedia,” kata Bambang saat ditemui, Sabtu (30/1/2021).

Baca juga: Kisah Haminjon di Tanah Batak, Dulu Melebihi Emas, Sekarang di Ambang Cemas (Bagian I)

Bambang kini adalah pengusaha pupuk kompos yang memimpin Kelompok Karya Lestari Desa Labuhan Ratu VI, desa yang beririsan langsung dengan hutan Way Kambas.

Di masa remaja hingga usia 20 tahunan, Bambang adalah seorang perambah hutan Way Kambas.

“Dulu itu sering keluar masuk hutan. Ya, sembunyi-sembunyi masuknya, biar enggak ketemu patroli,” kata Bambang.

Baca juga: Kisah Sarjana MIPA yang Jadi Pemulung, Mengecewakan Ibu hingga Raih Kalpataru

Bambang masuk hutan untuk mencari ikan yang sangat berlimpah di dalam kawasan hutan.

“Biasanya kita berangkat rombongan setiap hari Minggu atau waktu senggang. Paling sedikit 5 orang bersama teman-teman,” kata Bambang.

Masuk kawasan hutan secara ilegal membuat Bambang dan rombongannya merasa was-was.

Itu sebabnya rombongan Bambang selalu berangkat ketika hari mulai gelap dan pulang dalam keadaan hari masih gelap juga.

“Paling banyak 1 kilogram, enggak bisa banyak-banyak. Ya untuk dijual, tapi kalau dapat sedikit untuk konsumsi sendiri,” kata Bambang.

Namun, aktivitas ilegal itu kini sudah lama tidak dijalaninya lagi.

Kesibukan meramu dan menjual pupuk kompos telah menyita sebagian besar waktu Bambang.

“Udah enggak pernah masuk (kawasan hutan) lagi. Setelah ada usaha ini (pupuk kompos), kita tidak ada waktu lagi memancing ke hutan,” kata Bambang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com