KOMPAS.com - Semburan gas disertai lumpur muncul di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (4/2/2021).
Semburan gas bercampur pasir serta bebatuan tesebut mengeluarkan suara bergemuruh hingga terdengar dari harak 300 meter.
Di hari kedua, hampir semua bangunan pondok pesantren rusak berat karena material menimpa bangunan pondok.
Baca juga: Semburan Gas di Pesantren Pekanbaru Disertai Lumpur dan Batu, Hampir Semua Bangunan Rusak Berat
Akibatnya puluhan santri pun diungsikan ke pondok pesanten lain agar aman. Berikut 5 fakta semburan gas di Pekanbaru:
Camat Tenayan Raya Indah Vidya Astuti mengatakan semburan gas terjadi pada Kamis siang sekitar 14.00 WIB.
"Pondok pesantren rencananya mau bikin sumur bor. Namun, saat pengeboran pada kedalaman 119 meter tiba-tiba ada semburan gas," kata Indah.
Sumur bor dibuat agar warga pesantren agar mendapatkan akses air bersih karena selama ini mereka memanfaatkan air rawa.
Awalnya semburan gas tak begitu kuat. Namun semakin sore gas yang keluar semakin kuat. Tinggi semburan gas bahkan mencapai sekitar 10 meter.
Baca juga: Semburan Gas di Pesantren Kota Pekanbaru Disertai Lumpur
"Tadi anak-anak sedang belajar menghapal Al Quran, tiba-tiba terdengar suara bergemuruh. Setelah kami lihat keluar, ternyata ada tekanan yang kuat di sumur bor yang sedang dikerjakan," ujar Untung saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.
Para santri kemudian dievakuasi ke masjid pondok pesantren lalu dipindahkan ke Pondok Pesantren Al Ikhsan di Kecamatan Siak Hulu.
"Santri kita ada 34 orang sudah diungsikan ke Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School I di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Awalnya mereka kita evakuasi dulu ke masjid supaya aman," kata Untung.
Baca juga: Detik-detik Gas Menyembur di Pesantren Pekanbaru, Terjadi Saat Santri Sedang Membaca Kitab Suci
Kerusakan itu diakibatkan oleh lumpur dan batu yang disemburkan gas dari dalam perut bumi menimpa bangunan pondok.
Di lokasi, ada sekitar enam ruangan belajar dan asrama santri yang rusak berat.
Atap bangunan pondok tampak roboh sampai ke lantai, karena tidak mampu menahan beratnya lumpur dan batu yang menimpanya.
Selain itu, lumpur dan batu juga memenuhi halaman pondok. Tumpukan lumpur di lorong antara ruang belajar dengan asrama, tingginya mencapai lima meter.
Lorong tersebut merupakan tempat pengeboran sumur bor yang mengeluarkan gas bumi.
Baca juga: Gemuruh Semburan Gas di Pesantren Pekanbaru Terdengar Sampai 300 Meter, Puluhan Santri Diungsikan
Kejadian pertama pada awal tahun 2019 lalu saat ada penggalian pada pembangunan PLTU Tenayan Raya.
Beberapa waktu setelah itu, semburan gas terjadi lagi saat penggalian pada pembangunan kawasan industri tenayan (KIT) oleh PUPR Pekanbaru.
Menurut dia, pada kejadian yang ketiga ini, semburan gas lebih besar dibandingkan sebelumnya.
"Ini paling kuat dan lama. Tapi, nanti gas ini habis sendiri," jelas Ferry.
Baca juga: Gas Tiba-tiba Menyembur Saat Warga Bikin Sumur Bor di Pesantren
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan dibidang gas, yaitu PT Kalila. PT Kalila bilang tadi gas ini bisa habis sendiri. Tapi kalau sekarang makin kuat semburannya," kata Indah.
Sementara itu Peltu Ferry Siburian melakukan pengamanan dan melarang warga mendekat karena dikhawatirkan gas mengandung racun.
"Warga tidak boleh mendekat. Karena kita belum tahu kandungan semburan gas itu beracun atau tidak," ujar Ferry kepada Kompas.com, Kamis.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idon Tanjung | Editor : Farid Assifa, Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.