Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang "Jateng di Rumah Saja", Aktivitas Pasar di Semarang Meningkat

Kompas.com - 05/02/2021, 15:37 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang ramai diserbu pembeli saat menjelang penerapan gerakan Jateng di Rumah Saja yang bakal berlangsung 6 dan 7 Februari 2021.

Warga berduyun-duyun ke pasar lantaran khawatir akan ada penutupan pasar saat diberlakukannya gerakan tersebut pada akhir pekan ini.

Padahal, Pemerintah Kota Semarang memutuskan tidak akan menutup pasar tradisional saat pelaksanaan Jateng di Rumah Saja.

Baca juga: Jateng di Rumah Saja, Bupati Banyumas Dikirimi Karangan Bunga Bernada Protes

Seorang pedagang Pasar Peterongan, Istijanti (46), mengaku pada Jumat (5/2/2021) pagi ada  peningkatan aktivitas pembeli dibanding hari biasanya.

"Tadi sejak pagi sudah ramai pembeli. Malah lebih ramai dari biasanya dan muntel (berkerumun)," ujar Istijanti saat dihubungi, Jumat (5/2/2021).

Ia mengatakan kebutuhan bahan pokok yang paling laris diserbu pembeli adalah minyak goreng dan tepung terigu.

"Paling laku minyak goreng dan terigu. Pada beli buat persediaan dua hari katanya. Padahal besok (Sabtu) kita masih buka," ucapnya.

Baca juga: Pasar di Grobogan Buka Setengah Hari Selama Pelaksanaan Jateng di Rumah Saja
Hal senada terjadi peningkatan aktivitas di Pasar Karangayu sejak Jumat subuh hingga siang tadi.

"Ini aktivitasnya malah meningkat. Bahkan sampai siang ini masih ramai," ujar Kepala Pasar Karangayu, Fajar Djoko Purwanto.

Fajar menilai meningkatnya aktivitas pembeli karena warga khawatir ada penutupan pasar saat penerapan Jateng di Rumah Saja pada Sabtu dan Minggu besok.

Dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada kepala daerah agar menutup pasar dan pusat perbelanjaan selama dua hari.

Hal tersebut dilakukan guna mengurangi aktifitas masyarakat di luar rumah untuk menekan penyebaran Covid-19.

"Mungkin karena ada imbauan 'Jateng di Rumah Saja' jadi ramai pasarnya hari ini," ucapnya.

Baca juga: Pro Kontra Jateng di Rumah Saja, Ganjar: yang Dibutuhkan Bukan Diksi Pelarangan, tetapi...

Seorang pembeli di Pasar Peterongan, Nanik, 50, warga Jangli, menyesalkan aksi borong kebutuhan pokok di pasar.

Sebab, pembeli menjadi abai terhadap protokol kesehatan (prokes) sehingga tidak ada jaga jarak dan menimbulkan kerumunan.

Menurutnya, agar masyarakat tidak aktifitas keluar rumah yang seharusnya dilakukan penutupan adalah SPBU.

"Kalau mau pada tidak pada pergi, di rumah saja, pemerintah harusnya tidak mengumumkan penutupan pasar. Yang ditutup harusnya pom bensin (SPBU) malah lebih efektif," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com