KOMPAS.com - Pro kontra muncul usai Gubernur Jawa Tengah mengusulkan Gerakan Jateng di rumah saja di akhir pekan ini, 6-7 Februari 2021.
Dilansir dari KompasTV di Program Kompas Petang, Kamis (4/2/2021), Ganjar mengatakan, gerakan itu intinya adalah memunculkan empati di tengah pandemi.
"Yang dibutuhkan bukan diksi pelarangan, yang dibutuhkan sebenarnya ayo di rumah saja. Kita berikan empati kepada para tenaga kesehatan, penggali kubur, pak dokter yang berjuang keras," katanya.
Baca juga: Usulan Ganjar soal Jateng di Rumah Saja, Wali Kota Solo: Tak Efektif, jika...
Sementara itu, terkait pelaksanaannya program itu, Ganjar meminta partisipasi masyarakat untuk terlibat.
Salah satunya ketika ada pasar yang masih akan buka diharapkan tetap ketat menerapkan protokol kesehatan.
“Kalau Anda buka, Anda atur protokolnya.Sebenarnya ini sekaligus membentuk, ayo diatur pasarnya. Kalau tidak, nanti tidak akan ada perbaikan yang berjalan,” ujar Ganjar.
Pelaksanaan gerakan tersebut telah diatur dalam Surat Edaran Nomor 443.5/000/933 tentang peningkatan kedisiplinan dan pengetatan protokol kesehatan pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tahap II di Jawa Tengah.
Baca juga: Ganjar Tegaskan Aksi “Jateng di Rumah Saja” Bukan Lockdown dan Tidak Memiliki Sanksi
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah menanggapi gerakan tersebut berbeda-beda.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sempat menguatarakan, gerakan tersebut tak akan efektif jika hanya dilakukan dua hari.
Namun, akhirnya Wali Kota Solo mengambil keputusan untuk mencoba menerapkan gerakan tersebut.
Baca juga: Keluarga Seniman Rembang Ditemukan Tewas di Tempat Tidur, Diduga Dianiaya Pakai Benda Tumpul
Hal senada juga diungkapkan Bupati Batang Wihaji. Dirinya melihat bahwa menutup tempat keramaian tidak serta merta menurunkan angka penularan Covid-19.
Pihaknya pun memutuskan untuk tidak menutup semua pusat keramaian selama gerakan itu.
“Poin penting bagi saya adalah protokol kesehatan yang diperketat, itu yang saya kira siap menjalankan SE gubernur, tetapi dengan menerjemahkan suasana lokal Batang,” ungkapnya.
(Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Pekalongan, Ari Himawan Sarono | Editor: Candra Setia Budi, Dony Aprian)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.