Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Dugaan Persaingan Bisnis di Kasus Haji Permata Tewas Tertembak, Polisi Diminta Usut

Kompas.com - 05/02/2021, 08:20 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Aparat kepolisian diminta untuk mengusut dugaan persaingan bisnis dibalik tewasnya Jumhan alias Haji Permata, pengusaha asal Batam, Kepulauan Riau (Kepri), akibat tertembak oleh petugas Bea Cukai di Perairan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, beberapa waktu lalu.

Permintaan pengusutan itu disampaikan Tokoh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Inhil, DR Yusuf Daeng.

Kasus tewasnya Haji Permata terjadi  ketika petugas Bea Cukai Tembilahan menggagalkan upaya penyelundupan rokok ilegal di Perairan Tembilahan, Inhil.

Saat itu, Haji Permata berada dalam speedboat yang dikejar petugas Bea Cukai.

Baca juga: Kasus Penembakan Petugas Bea Cukai di Riau, Total 4 Orang Tertembak, Termasuk Haji Permata

Isu persaingan bisnis

Beredar informasi adanya penyelundup lain berinisial TS, yang masih beraktivitas. Sejumlah tokoh masyarakat Inhil meminta polisi bertindak adil dalam menindak penyelundupan.

Yusuf menduga, belakangan muncul isu persaingan bisnis di balik kematian Haji Permata yang merupakan pengusaha barang-barang impor. Nama Haji Permata memang termahsyur di dua provinsi, yakni Kepulauan Riau dan Riau. Bahkan, hingga ke negeri tetangga.

"Jaringan penyelundupan di Riau sudah ada sejak dulu. Namun, sekarang ini sudah modern dan beraset besar," kata Yusuf dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

Baca juga: 6 Petugas Bea Cukai Mangkir Dipanggil Polda Riau Terkait Kasus Penembakan Haji Permata

Penyelundupan lewati wilayah 4 polres

Menurut dia, meski penyelundupan yang khusus berasal dari Batam menuju Riau melewati sekitar empat Polres, namun aksi ini masih saja terus terjadi. 

"Itu sudah bukan rahasia umum. Orang kalau ditanya penyelundup pasti tau siapa pemainnya, ada partai besar dan partai kecil. Bahkan, saya yakin petugas penegak hukum pasti tau," sebut Yusuf.

Menurutnya, memang sulit untuk memutus secara total mata rantai penyelundupan tersebut. Sebab, diduga ada indikasi permainan mata dalam aktivitas penyelundupan barang-barang ilegal ke Riau.

"Ada yang diduga bermain mata, ada yang saling pengertian ada juga yang hanya menguntungkan sebelah pihak. Kalau menghentikan enggak mungkin, karena selama ini rasio penegak hukum juga banyak yang masih bagus, dan yang bermain kan segelintir juga. Paling tidak ada langkah-langka pengamanan yang lebih mantap," ucap Yusuf.

Baca juga: Selain Haji Permata, Anak Buahnya Juga Tewas Tertembak Petugas Bea Cukai

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com