Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNGM Bakal Terbangkan Drone Pantau Kerusakan Vegetasi akibat Awan Panas Merapi

Kompas.com - 04/02/2021, 23:43 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) berencana melihat dampak kerusakan vegetasi akibat luncuran awan panas guguran dengan menerbangkan drone.

Namun, saat ini belum dilakukan karena guguran dan awan panas guguran masih terjadi di Gunung Merapi.

Gunung Merapi memasuki masa erupsi efusif pada tanggal 4 Januari 2021 lalu.

Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya awan panas guguran sejak tanggal 7 Januari 2021.

"Kami memang merencanakan menerbangkan drone di atas lokasi yang jalur sisi Barat Daya. Kita mau lihat kerusakan vegetasinya terutama," ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Pujiati saat dihubungi, Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Aliran Lahar Hujan Merapi di Sungai Boyong, BPBD Sleman: Belum Mengancam

Pujiati menyampaikan, pemantauan terhadap kerusakan vegetasi akbiat awan panas guguran memang diperlukan.

Langkah serupa juga dilakukan TNGM pascaerupsi Gunung Merapi tahun 2010.

"Sudah kami rencanakan, tapi bagaimana pun kita perlu melihat kerusakannya. Kalau memang sudah ada gambaranya terus apa yang akan kita lakukan," ungkapnya.

Pujiati menegaskan, pihaknya masih menunggu selesainya erupsi Gunung Merapi.

"Tapi ini (erupsi Gunung Merapi) belum selesai, kita masih belum tahu, jadi belum berani," tandasnya.

Menurutnya, radius bahaya saat ini masih ditetapkan 5 Km dari puncak Gunung Merapi.

Karenanya, TNGM belum mengetahui seberapa dampak kerusakan vegetasi akibat awan panas guguran.

Baca juga: BNPB Minta Warga KRB III Gunung Merapi Tetap Tingkatkan Kewaspadaan

Sementara pohon yang dominan ada di sisi Barat Daya berupa Tesek, Anggrung, Pinus, dan semak belukar.

"Belum kami lakukan assessment dan Merapinya sendiri masih Siaga. Jadi kami belum berani masuk ke lokasi kurang 5 km," tuturnya.

Dia menambahkan, sejauh ini belum ada laporan adanya satwa yang turun di sisi Barat.

"Saya pikir tidak ada masalah dengan satwa, daerah Srumbung itu lebih banyak burungnya dibanding mamalia. Itu masuknya resort Srumbung, Dukun, wilayah Magelang masuknya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com