Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan "Jateng di Rumah Saja" Jadi Spirit Masyarakat Perangi Covid-19

Kompas.com - 04/02/2021, 15:51 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gerakan "Jateng di Rumah Saja" yang dicetuskan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuai respons dari berbagai kalangan.

Gerakan yang sedianya akan diberlakukan pada 6-7 Februari mendatang ini merupakan gerakan serentak masyarakat di 35 kabupaten/kota di Jateng untuk tetap tinggal di rumah selama dua hari.

Cara tersebut dinilai dapat menjadikan spirit gerakan yang memberikan solusi sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah.

Epidemiolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Dr Budi Laksono menilai gerakan Jateng di Rumah Saja bisa menjadi cara terbaik guna mencegah penularan Covid-19.

"Kebijakan ini yang terbaik yang bisa dibuat. Sangat efektif bila semua bupati/wali kota sebagai pemegang wilayah bisa ikuti dan laksanakan," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Jateng di Rumah Saja, Pasar Tradisional dan PKL di Semarang Tetap Beroperasi

Menurutnya, kesadaran masyarakat masih kurang dalam menerapkan protokol kesehatan.

Namun, Budi optimistis penularan Covid-19 dapat menurun apabila masyarakat mematuhi aturan gerakan "Jateng di Rumah Saja".

"Ini cara terbaik yang bisa dilakukan. Cuma melihat masyarakatnya masih banyak yang seenaknya. Jadi perlu penegakkan aturan yang tegas dan harus ada sanksi bagi yang melanggar," ucapnya.

Budi menambahkan, sejauh ini penanganan di rumah sakit sudah berjalan optimal dan melakukan yang terbaik dalam pelayanan pasien Covid-19.

"Menurut kajian kami, sudah maksimal. Kalau ada perbaikan, maka update pengalaman antar RS perlu ditingkatkan," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua IDI Cabang Kota Semarang, dr Elang Sumambar mengaku sangat setuju dengan gerakan "Jateng di Rumah Saja".

"Saya sangat setuju, karena angka kesakitannya tinggi. Dan salah satu cara untuk memutus mata rantai itu adalah dengan mengurangi aktivitas masyarakat di luar rumah," katanya.

Selain untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, gerakan itu penting sebagai bentuk membantu tenaga kesehatan melawan pandemi.

"Banyak teman-teman sejawat kami yang gugur selama menghadapi pandemi ini, masyarakat juga sudah banyak yang meninggal. Artinya, kenapa sih dua hari saja kita tidak coba ke sana, untuk silent dan membantu para tenaga kesehatan sekaligus memberikan penghormatan," tegasnya.

Baca juga: Klaten Dukung Jateng di Rumah Saja dengan Program Jam Songo Wis Ora Lungo

Elang menduga akan banyak masyarakat yang kurang sepakat dengan gerakan ini karena dianggap dapat mengusik zona nyaman mereka sehari-hari sehingga muncul kekhawatiran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com