BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperkirakan relokasi korban tanah longsor di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang membutuhkan dana sekitar Rp 158 miliar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dani Ramdan mengatakan, anggaran itu akan dialokasikan antara lain untuk permukiman Rp 79,9 miliar, infrastruktur Rp 53,1 miliar, ekonomi produktif Rp 8,55 miliar, sosial Rp 2,9 miliar dan lintas sektor Rp 13,5 miliar.
"Jadi total kebutuhan anggarannya Rp 158,2 miliar," kata Dani dalam Focus Group Discussion (FGD) virtual bertajuk 'Tanah Longsor Cimanggung', Kamis (4/2/2021).
Baca juga: Bupati Yakinkan Warga Zona Merah Longsor di Cihanjuang Sumedang Mau Direlokasi
Dani menjelaskan, ada dua skenario relokasi yang sudah dirancang. Pertama warga akan menempati lahan di desa Tegalmanggung. Namun, berdasarkan hasil kajian perlu upaya pembebasan lahan dengan waktu pembangunan yang lama.
"Kebutuhan pembiayaannya sekitar Rp 57 miliar dan skenario ini kurang diminati," ujar Dani.
Opsi relokasi kedua, kata Dani, di Perumahan El Hago. Di lokasi ini tak perlu pembebasan lahan karena sudah siap bangun, cepat, efektif dan efisien dengan prediksi dua bulan pengerjaan.
"Ini kan komplek perumahan jadi sudah terbangun. Relokasi ke perumahan ini diminati warga. Kebutuhan anggarannya sekitar Rp 19,7 miliar," paparnya.
Dani mengatakan, masyarakat rata-rata memilih direlokasi ke perumahan El Hago karena mayoritas korban bekerja di sektor industri Rancaekek. Jadi, memilih lokasi rumah yang tak jauh dengan lokasi kerjanya.
"Relokasi itu tak harus lahan kosong yang penting tingkat keterisiannya," ucap Dani.