Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi, Bintan Ekspor Olahan Kelapa ke Bangladesh, India dan Jerman

Kompas.com - 04/02/2021, 13:45 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Ekspor produk olahan kelapa berupa Low Fat Dessicated Coconut (LFDC) atau tepung kelapa ke Bangladesh merupakan ekspor perdana dari Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) ke negara tersebut.

Pejabat Karantina Pertanian Wilker Tanjung Uban telah melakukan pemeriksaan dan sertifikasi terhadap komoditas tersebut, yang berangkat melalui Pelabuhan Bandar Sri Udana Lobam.

Karantina Pertanian Tanjungpinang mencatat pada bulan Januari 2020 tidak ada ekspor LFDC yang dilakukan oleh PT BOF.

Baca juga: Cerita Perajin Terompet Tahun Baru di Tengah Pandemi: Enggak Ada Satu Pun yang Terjual

Sementara di bulan Januari 2021 ekspor LFDC telah berlangsung empat kali dengan total 81 ton dengan satu negara baru tujuan ekspor yaitu Bangladesh yang berangkat pada tanggal 13 Januari 2020 dengan volume 18 ton.

Kemudian tujuan India sebanyak dua kali dengan volume 45 ton, satu negara lainnya adalah Jerman dengan volume 18 ton.

"Sehingga total nilai ekonomis keseluruhan adalah Rp1,3 miliar. Di awal Februari ini pun ekspor LFDC telah terlaksana satu kali ke India dengan volume 18 ton yang nilainya Rp219,6 juta," kata Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Raden melalui telepon, Kamis (4/1/2021).

Baca juga: Dedi Mulyadi Tantang Menteri KP Baru Hentikan Ekspor Benih Lobster

"Dengan ditemukannya pasar baru negara ekspor untuk LFDC ini, kita optimis upaya mensukseskan Gratieks akan berhasil," tambah Raden.

Raden mengaku hal ini merupakan ragam baru komoditas ekspor olahan kelapa dengan negara tujuan baru.

"Semoga target Gratieks semakin optimis kita capai," pungkas Raden.

 

Secara terpisah Kabarantan, Ali Jamil menyatakan, karantina sebagai economic tools memberikan jaminan keberterimaan setiap komoditas pertanian yang diekspor dengan jaminan kesehatan dan keamanannya.

Setiap komoditas pertanian yang disertifikasi harus melalui  serangkaian pemeriksaan, dari dokumen sampai kesehatannya, untuk memastikan bebas dari OPTK dan memenuhi persyaratan yang diminta negara tujuan.

Sesuai dengan harapan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo-red) bahwa Indonesia harus mampu meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat, maka segala sumber daya harus digerakkan untuk mencapainya, tingkatkan produksi dan komoditas pertanian yang diolah akan lebih baik lagi karena akan meningkatkan nilai ekonomis dan membuka lapangan pekerjaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com