Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bulan Terakhir, Ini 8 Daerah yang Alami Bencana Tanah Bergerak

Kompas.com - 04/02/2021, 13:23 WIB
Rachmawati

Editor

Akibatnya 22 kepala keluarga di RT 12 mengungsi.

Maman salah seorang warga bercerita pada Jumat malam, dinding rumah dan lantainya mengalami retakan kecil.

"Sabtu dini hari, terjadi retakan yang cukup besar. Suara keramik pecah terdengar jelas," kata Maman.

Baca juga: Ibu di Ciamis Melahirkan Tanpa Merasa Hamil, Bidan Desa: Ini Keajaiban

Pada Sabtu pagi, Maman dan tetangga lainnya mengosongkan rumah. Mereka mengungsi di rumah kerabat dan bale dusun.

Sebelum terjadi peristiwa ini, wilayah setempat diguyur hujan lebat cukup lama. Maman mengatakan, hujan turun dengan lebat sejak seminggu terakhir.

"Hujannya lama, deras," ucap dia.

Baca juga: Ketakutan karena Tanah Bergerak di Ciamis, Warga Satu RT Mengungsi

4. Di kaki Gunung Baros Sukabumi

Tanah bergerak terjadi di kaki perbukitan Gunung Baros tepatnya di Dusun Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Sukabumi sejak Rabu (23/12/2020).

Hingga Senin (11/1/2021) pergerakan tanah semakin meluas dan ada 40 rumah yang rusak.

Sejumlah bangunan rumah tembok mengalami retak-retak pada dinding dan lantainya. Sedangkan pada rumah-rumah panggung mengakibatkan bergesernya batu pondasi (tatapakan).

Selain itu retakan memanjang dijumpai di tanah di sekitar permukiman dan lahan lerengan di perbukitan Gunung Baros.

Oneng (65) menuturkan rumah temboknya sudah tidak layak huni. Makanya sudah mengungsi ke rumah saudaranya sekitar seminggu.

"Tembok-temboknya dan lantai sudah banyak retakan Takut ambruk makanya mengungsi," tutur dia. Ratusan warga kemudian diungsikan di SMP Negeri 2 Gegerbitung dan SDN 1 Ciengang.

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak di Kaki Gunung Baros Sukabumi, 40 Rumah Rusak

5. Tanah bergerak di Aceh Besar

Ilustrasi retak rambut di dinding.engineeringintro.com Ilustrasi retak rambut di dinding.
Tak hanya di Pulau Jawa. Fenomen tanah bergerak juga terjadi Desa Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar pada Senin (11/1/2021).

Tanah bergerak mengakibatkan 14 unit rumah warga terancam ambruk, karena kondisi retakan tanah semakin meluas.

"Fenomena tanah bergerak terjadi sejak tiga hari lalu. Sejak kemarin, retakan akibat pergerakan tanah semakin meluas," Kata Geuchik atau Kepala Desa Lamkleng Muhammad Fadil kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

"Tanah semakin hari bertambah dalam turunnya, sehingga statusnya dalam pengawasan dan sudah dipasang garis agar warga tidak beraktivitas di sekitar lokasi itu," kata dia.

Sementara itu, Ilyas warga Desa Lamkleng menduga bahwa retakan tanah itu terjadi akibat maraknya aktivitas galian C pada masa lalu, di sepanjang sungai yang melintasi permukiman mereka.

"Bisa jadi tanah bergerak akibat aktivitas galian C dulu, karena posisi permukiman kami ini berada di perbukitan. Struktur di bawah pun karang, tapi sekarang seperti aktif peregerakan permukaan tanah," ujar Ilyas.

Baca juga: Tak Cuma di Jawa, Fenomena Tanah Bergerak Juga Terjadi di Aceh

6. Di Purworejo, 3 rumah ambruk

Petugas BPBD Kabupaten Purworejo menunjukkan rekahan tanah akibat fenomena tanah bergerak di Desa Tegalsari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Senin (16/1/2021).Dok BPBD Kabupaten Purworejo Petugas BPBD Kabupaten Purworejo menunjukkan rekahan tanah akibat fenomena tanah bergerak di Desa Tegalsari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Senin (16/1/2021).
Tanah bergerak terjadi di Desa Tegalsari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 02.00 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com