Pada Sabtu (30/1/2021) warga di Dusun Cihereng panik karena merasakan getaran dan mendengat suara gemuruh serta dentuman.
"Iya, saya merasakan getaran, juga kaca jendela bergetar," kata Didin (68) saat ditemui di rumahnya pada Minggu petang.
Tak hanya hari Minggu. warga juga mendengar dua kali suara dentuman pada Senin (1/2/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Benar saya dengar dentuman, suaranya jelegur. Saat itu sedang di dalam rumah," ungkap Yoyo (65) saat ditemui Kompas.com Senin sore.
Sesaat setelah dentuman, ia mendengar ada suara di depan rumah dan mengira ada yang membuka pintu.
Namun saat dicek ternyata pintu rumah masih tertutup rapat.
Karena penasaran ia membuka pintu depan rumah dan terperanjat karena berangkal bebatuan yang menutup rekahan sepanjang dua meter tepat di depan rumahnya sudah lenyap.
Retakan tanah di depan rumahnya itu sudah diketahui semenjak kampung di atas ketinggian 930 meter dari permukaan laut (mdpl) diterjang bencana tanah bergerak dalam sebulan ini.
Baca juga: Tanah Bergerak di Sukabumi Bikin Resah Warga, Ini Penjelasan Awal Ahli
"Tadinya di sini berangkal bebatuan penuh menutupi rekahan ternyata sudah tidak ada, masuk semua," tutur dia sambil menunjuk ke arah rekahan dengan lebar sekitar 20 sentimeter panjang 2 meter.
Sementara itu Rahmat Ule (63) berinisiatif mengecek retakan yang merusak rumah dan tanah di kampung halaman.
"Awalnya kedalaman lubang rekahan ini sekitar 3,5 meter. Tadi mau ngecek lagi, ternyata berangkalnya sudah menghilang, masuk ke dalam bumi," kata pria yang akrab dipanggil Ule.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak, Kenapa Bisa Terjadi?
"Sekarang hanya mengambil data lapangan, melihat langsung rekahan-rekahan," jelas Mukhsin selesai pengecekan lapangan di lokasi bencana tanah bergerak Dusun Ciherang.
"Hasil lapangan ini nanti akan dianalisa. Berikutnya baru akan dilaporkan ke BPBD," sambung dia.
Mukhsin menuturkan kalau dilihat dari topografi, gerakan tanah ini menempati lereng.
Baca juga: Tak Cuma di Jawa, Fenomena Tanah Bergerak Juga Terjadi di Aceh