Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harap-harap Cemas Korban Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, Sebulan Mengungsi dan Terancam Kehilangan Rumah

Kompas.com - 04/02/2021, 11:50 WIB
Rachmawati

Editor

Warga lainnya, Arme (69) juga memilih bertahan. Sambil berbaring dan berselimut alas tempat tidur di atas lantai karena sakit.

Baca juga: Retakan Tanah Bergerak Semakin Banyak di Kaki Gunung Beser, Warga Resah Menunggu Penyelidikan Badan Geologi

"Ibu saya sakit kepala sudah beberapa hari ini, tekanan darahnya naik," kata Minar (40) anak Arne yang tinggal di wilayah Kota Sukabumi.

Awalnya, Minar akan menjemput Ibunya untuk dibawa ke rumahnya di Baros. Namun, karena kondisinya sakit, penjemputan dibatalkan.

"Ibu juga enggak mau. Makanya bertahan di sini saja dulu," ujar Minar.

Baca juga: BPBD Tetapkan Siaga Darurat Bencana Tanah Bergerak di Kaki Gunung Baros Sukabumi

Warga menunggu kejelasan

Sementara itu Wahyu Syafaat (36) memilih mengungsikan istrinya yang hamil 9 bulan dan anak pertamanya ke rumah orangtuanya di Kampung Cigaluga, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung.

Ia melakukan hal tersebut sambil menunggu kepastian apakah rumahnya bisa ditempati atau tidak.

Menurutnya masyarakat di lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Ciherang sangat mengharapkan pengkajian permukiman segera dilaksanakan.

Hal ini terkait keberlangsungan kehidupan warga di dusun terletak pada ketinggian 930 meter dari permukaan laut (m dpl).

Baca juga: Korban Bencana Tanah Bergerak Kaki Gunung Beser: Kami Minta Kejelasan, Masih Bisa Ditinggali atau Tidak

"Saya masih menunggu dari pihak pemerintah untuk memberikan kejelasan ke depannya. Apakah masih bisa ditempati atau tidak," kata Wahyu.

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani mengatakan kajian terkait tanah bergerak itu perlu waktu. Karena tim ahli pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi sangat terbatas.

"BPBD akan melakukan kajian bersama Badan Geologi terkait status tanah ini, apakah masih layak dihuni apa tidak," kata Dia.

"Ahli dalam penanganan ini (tanah bergerak) se Indonesia hanya ada 12 orang," ujar dia.

Baca juga: Melihat Kondisi Pengungsi Tanah Bergerak di Kaki Gunung Beser Sukabumi

"Dan menang kami sedang menunggu giliran. Tetapi bila harus segera dilakukan akan bekerjasama dengan instasi lain dalam mengkaji kondisi tanah di sini," sambung Anita.

Sementara itu Kepala Seksi Pencegahan, BPBD Kabupaten Sukabumi, Nanang Sudrajat menjelaskan surat permohonan penyelidikan bencana tanah bergerak ke PVMBG sudah dilayangkan.

"Rencananya ada delapan lokasi di Kabupaten Sukabumi yang akan dikaji PVMBG. Termasuk di Ciherang," jelas Nanang.

Baca juga: Belasan Rumah dan Mushala Terancam Bencana Tanah Bergerak di Purworejo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com