KOMPAS.com - Seekor anak harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) yang diberi nama Danau Putra dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Aceh tepatnya di Desa Gulo pada Sabtu (30/1/2021).
Sebelumnya, Danau Putra ditemukan luka parah karena terjerat sling kawat di wilayah perkebunan masyarakat di Desa Gulo pada 22 Januari 2021.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Aryanto mengatakan Danau Putra diperkirakan berusia 1-1,5 tahun.
Saat ditemukan, kondisi harimau jantan itu lemah dan ada luka di kaki kanan depan.
Baca juga: Seekor Harimau Sumatera Terjerat Perangkap Babi, Begini Kondisinya
"Pada saat terjerat, kami temukan harimau tersebut kondisinya lemah dan terluka karena terjerat pada kaki kanan depan,” kata Agus, Minggu (31/1/2021) dilansir dari VOA Indonesia.
Saat itu BKSDA langsung melakukan penyelamatan dan pemulihan luka.
“Kemudian, setelah tim medis menyatakan bahwa luka yang ada pada kaki depan sebelah kanan mulai membaik. Secara paralel kami juga menyiapkan lokasi alternatif yang akan menjadi tempat pelepasliaran," lanjut Agus.
Baca juga: Cerita Sinaga, Usir Harimau yang Hendak Makan Ternaknya dari Jarak 3 Meter, Dibentak Tiga Kali
Penentuan lokasi pelepasan dilakukan berdasarkan survei lapangan dan hasil kajian teknis oleh tim, serta mendapatkan dukungan masyarakat Desa Gulo.
"Kami memperkirakan bahwa induknya masih ada di sekitar situ, karena itu memang teritorialnya. Kami juga menganalisis dari hasil camera trap, makanya kami survei lapangan kemudian menganalisa lokasi pelepasliaran."
"Kami temukan lokasinya memang itu wilayah teritorialnya, dan dikembalikan ke habitat alaminya," jelasnya.
Baca juga: Berhadapan dengan Harimau, Sinaga: Tidak Ada Takut, Saya Bentak 3 Kali
Di sekitar lokasi yang menjadi tempat pelepasliaran juga telah dilakukan operasi sapu jerat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi dan meminimalisir harimau sumatera terkena jerat.
"Kami juga melakukan kegiatan sapu jerat karena memang harimau itu diketahui terjerat yang dipasang oleh masyarakat. Di lokasi pelepasliaran terlebih dahulu kami bersihkan. Kemudian kami sosialisasikan ke masyarakat agar keberlangsungan hidup satwa liar terus terjaga," ungkap Agus.
Baca juga: Setelah di Langkat, Harimau Juga Mangsa Ternak di Toba Samosir