Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan "Jateng di Rumah Saja", Pedagang: PPKM Saja Berdampak Buruk, apalagi Pasar Ditutup

Kompas.com - 03/02/2021, 15:45 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Gerakan Jateng di Rumah Saja yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuai kritik dari para pedagang pasar tradisional.

Pasalnya, rencana penutupan pasar tersebut selama dua hari dianggap akan memberikan dampak buruk pada perekonomian masyarakat kecil, terutama pedagang pasar.

"Sebab, pasar merupakan multiplier akan kebutuhan masyarakat, sedangkan hanya diterapkan PPKM saja telah berdampak buruk pada kehidupan pedagang pasar, apalagi sampai pasar ditutup," kata Ketua Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Johar Surahman, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Pedagang Menjerit: Satu Hari Tak Jualan, Satu Hari Tak Makan

Oleh karena itu, pihaknya berharap kebijakan itu dapat dipertimbangkan ulang sehingga penanganan Covid-19 tidak mengorbankan kepentingan ekonomi masyarakat.

"Sebagai pedagang pasar, saya berharap tidak perlu ada penutupan pasar, karena dalam kenyataannya sebagian besar pedagang pasar berpenghasilan kecil kalau satu hari tidak berjualan, ya satu hari tidak bisa makan," katanya.

Senada juga disampaikan Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Tengah, Suwanto.

Menurutnya, penutupan pasar tradisional bukan solusi yang tepat untuk menangani penyebaran Covid-19. Apalagi kondisi para pedagang saat ini sudah sangat berdampak sejak pandemi corona.

"Daripada aktivitas masyarakat dihentikan total termasuk kegiatan berdagang di pasar tradisional, akan lebih baik dan lebih harmonis jika tetap menjaga kegiatan ekonomi yang sudah begini kondisinya," jelasnya.

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja Diterapkan 6 dan 7 Februari, Ini Penjelasan Lengkapnya

Adapun tawaran solusi yang diberikan untuk menekan penyebaran Covid-19, kata dia, adalah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Bukannya tidak setuju tapi diupayakan tidak ada penutupan pasar tradisional di Jateng. Lebih baik protokol kesehatan dioptimalkan dengan disiplin 3 M sehingga ekonomi tumbuh kembali dengan baik," ucapnya.

Seperti diketahui, untuk menekan penyebaran Covid-19 itu Gubernur Jawa Tengah membuat kebijakan baru yang diberi nama gerakan Jateng di Rumah Saja.

Hal itu untuk merespons penilaian Presiden Jokowi yang menganggap penerapan PPKM selama ini gagal.

Baca juga: KKB Tantang TNI dan Polri Perang Terbuka, Ini Tanggapan Wakapolda Papua

Adapun kebijakan itu akan diberlakukan di Jawa Tengah pada akhir pekan ini, yaitu pada 6-7 Februari 2021.

Selama diterapkannya kebijakan itu seluruh tempat keramaian akan ditutup seluruhnya, kecuali pelayanan umum seperti layanan kesehatan dan transportasi publik.

“Tempat-tempat keramaian pariwisata, toko, pasar, kita istirahat dulu. Nah nanti pasar-pasar kesempatan kita semprot semuanya biar sekalian bersih, tempat pariwisata juga ditutup dulu,” jelas Ganjar.

Untuk memaksimalkan kebijakan itu berjalan efektif, selain meminta dukungan partisipasi masyarakat, Ganjar juga akan melibatkan aparat keamanan untuk melakukan operasi yustisi secara serentak.

Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com