Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut KKB, Warga Kampung di Papua Ini Pilih Mengungsi Tinggalkan Rumah

Kompas.com - 03/02/2021, 15:42 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Dandim 1705/Nabire Letkol Inf Benny Wahyudi mengonfirmasi kabar adanya warga dari Kampung Ndugusiga, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang mengungsi karena takut atas keberadaan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Ia pun membantah informasi yang menyebut TNI yang memaksa warga Ndugusiga untuk mengungsi.

"Kalau disebutkan ada massa yang meninggalkan rumah itu, bukan TNI-Polri yang minta, yang benar adalah anggota DPRD Intan Jaya, Benyamin Weya. Dia menyampaikan ke masyarakat bahwa situasi tidak aman, kita tinggal dulu di tempat lain, itu di Kampung Ndugusiga," ujar Benny saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (3/2/2021).

Benny menegaskan, selama ini personel TNI yang berada di Intan Jaya dapat hidup berdampingan dengan masyarakat setempat.

Baca juga: TNI-Polri Tak Pernah Takut terhadap Tantangan Perang KKB, Cuma Tidak Ingin Dipolitisasi

Kehadiran TNI di tengah masyarakat pun ia pastikan dapat mengangkat perekonomian karena personel TNI yang banyak membeli hasil kebun masyarakat.

Namun, hal tersebut mendadak berubah ketika KKB mulai beraksi di Intan Jaya sejak akhir 2019.

"Selama ini masyarakat bersama dengan TNI karena TNI sudah lama ada di situ, ada di Tiitigi, Ndugusiga, Sugapa, Hitadipa. Kita sudah bertahun-tahun ada di situ dan masyarakat tidak mengungsi. Begitu ada KKB datang, masyarakat mengungsi," kata dia.

Menurut dia, keberadaan KKB di Intan Jaya mempersulit kehidupan warga setempat.

Ia mencontohkan, masyarakat di Distrik Hitadipa yang kerap beraktivitas menjual hasil kebunnya di Distrik Sugapa.

Saat ini, mereka harus berjalan kaki membawa dagangannya karena sudah tidak ada lagi tukang ojek yang berani menempuh rute ke Hitadipa.

 

"Dulu orang dari Sugapa ke Hitadipa enak naik ojek aman, sekarang masyarakat harus pikul sayuran untuk ke sana, ojek sudah tidak berani ke Hitadipa, jadi sekarang masyarakat jalan kaki," kata Benny.

Ia menyebut, saat ini situasi di Distrik Sugapa yang merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya berstatus rawan terkendali.

Benny pun meyakini bahwa sudah ada anggota KKB yang masuk di Sugapa tapi tidak bisa dikenali oleh aparat keamanan.

Hal ini dikarenakan aparat keamanan baru berani memastikan seseorang adalah anggota KKB ketika yang bersangkutan memegang senjata api.

Baca juga: Tanggapi Ajakan Perang Terbuka KKB, Wakapolda Papua: Kami Tidak Takut, tetapi...

"Saya rasa ada (anggota KKB di Sugapa), ya simpatisan atau mungkin sayap intelijennya melihat situasi dan lain sebagainya. Masalahnya kami tidak bisa mengambil tindakan kalau mereka tidak pegang senjata, itu kesulitan kami," kata Benny.

Diberitakan sebelumnya, KKB terus berulah di Kabupaten Intan Jaya, Papua. KKB juga mengeluarkan ajakan perang terbuka kepada TNI dan Polri di wilayah itu.

Wakapolda Papua Brigjen Matius Fakhiri menanggapi tantangan yang dikeluarkan KKB.

Ia menegaskan, Polri dan TNI tak takut dengan tantangan itu.

Tetapi, Matius tak ingin korban sipil jatuh jika TNI dan Polri melakukan perang terbuka dengan KKB.

"Saya pastikan kalau ajak perang TNI-Polri tidak takut, kami akan hadapi. Cuma kan kami tidak mau ada dampak lain yang akan timbul bila kami mengambil langkah tegas dan terukur yang nantinya bisa dipolitisasi dipelintir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin suasana di Papua ini selalu kisruh," kata Matius, di Jayapura, Selasa (2/2/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com