KOMPAS.com - Setelah kasus jagal kucing di Medan menjadi perbincangan publik, Sonia pemilik kucing Tayo mengaku diteror oleh dua pria berbadan gempal.
Sonia adalah warga Kota Medan yang menemukan kucingnya yang hilang selama dua hari, mati dibunuh oleh seorang pria.
Terduga pelaku dikenal kerap membunuh kucing untuk diambil dagingnya dan dikonsumsi.
Teror yang dialami Sonia terjadi pada 30 Januari 2021. Saat itu Sonia mengaku dikejar oleh pria berbadan gempal.
Namun ia berhasil meloloskan diri. Selain itu selama dua hari ada seseorang yang mencari Sonia di rumahnya.
Baca juga: Kasus Jagal Kucing di Medan, Pemilik Piaraan Mengaku Diteror
Ia mengatakan teror dilakukan pada Sonia karena dia berani bersuara untuk kucingnya yang dibunuh.
"Kami mengerti mbak Sonia sangat terganggu, dalam kondisi kedukaan, harus berhubungan dengan orang-orang yang akan mencelakakan dirinya. Mungkin karena prinsip dia membela kucingnya, berani bersuara, lalu timbul teror kepada dirinya dan sekarang kita akan pasang badan demi dia."
"Apapun yang terjadi. Jika harus LPSK, kami akan turunkan," kata Doni saat ditemui, Selasa (2/2/2021).
Baca juga: 1 Kg Butuh 3,5 Ekor Kucing, dalam Setahun Bisa 1.200 Kucing Dijagal...
Kepada Sonia, Doni menjanjikan penjagaan 1x24 jam agar teror tersebut tidak dilakukan lagi.
"Jangan karena teror ini lalu terganggu. Kita yang lebih besar dari dia, dari penjahat. Pecinta anjing, kucing bisa bersatu se-Indonesia. Kebaikan bisa berwadah, berkumpul dan berserikat."
"Kenapa kita takut sama yang salah. Yang salah harus bergetar ketemu dengan yang benar," kata dia.
Ia mengatakan kasus jagal kucing di Kota Medan sangat penting diadvokasi karena menjadi titik kulminasi.
Selama ini, menurut Rizki, kasus serupa selalu terganjal dengan pembuktian. Sedangkan sebelumnya, menurut keterangan polisi, kasus Tayo disebut kurang saksi. Namun berkat kerja keras polisi, akhirnya saksi kunci bisa ditemukan.