Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Kasus Jagal Kucing di Medan, Sonia Pemilik Tayo Diteror Pria Berbadan Gempal

Kompas.com - 03/02/2021, 13:18 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Setelah kasus jagal kucing di Medan menjadi perbincangan publik, Sonia pemilik kucing Tayo mengaku diteror oleh dua pria berbadan gempal.

Sonia adalah warga Kota Medan yang menemukan kucingnya yang hilang selama dua hari, mati dibunuh oleh seorang pria.

Terduga pelaku dikenal kerap membunuh kucing untuk diambil dagingnya dan dikonsumsi.

Teror yang dialami Sonia terjadi pada 30 Januari 2021. Saat itu Sonia mengaku dikejar oleh pria berbadan gempal.

Namun ia berhasil meloloskan diri. Selain itu selama dua hari ada seseorang yang mencari Sonia di rumahnya.

Baca juga: Kasus Jagal Kucing di Medan, Pemilik Piaraan Mengaku Diteror

"Dia membela kucingnya, berani bersuara"

Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru mengatakannya ketika ditemui di Mapolsek Medan Area pada Selasa siang. Pihaknya menjadui kuasa hukum bagi pemilik kucing Tayo yang menemukan kepala 4 - 5 kepala kucing dalam karung di depan rumah warga di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai.KOMPAS.com/DEWANTORO Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru mengatakannya ketika ditemui di Mapolsek Medan Area pada Selasa siang. Pihaknya menjadui kuasa hukum bagi pemilik kucing Tayo yang menemukan kepala 4 - 5 kepala kucing dalam karung di depan rumah warga di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai.
Teror yang dialami Sonia disampaikan Ketua Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru.

Ia mengatakan teror dilakukan pada Sonia karena dia berani bersuara untuk kucingnya yang dibunuh.

"Kami mengerti mbak Sonia sangat terganggu, dalam kondisi kedukaan, harus berhubungan dengan orang-orang yang akan mencelakakan dirinya. Mungkin karena prinsip dia membela kucingnya, berani bersuara, lalu timbul teror kepada dirinya dan sekarang kita akan pasang badan demi dia."

"Apapun yang terjadi. Jika harus LPSK, kami akan turunkan," kata Doni saat ditemui, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: 1 Kg Butuh 3,5 Ekor Kucing, dalam Setahun Bisa 1.200 Kucing Dijagal...

Kepada Sonia, Doni menjanjikan penjagaan 1x24 jam agar teror tersebut tidak dilakukan lagi.

"Jangan karena teror ini lalu terganggu. Kita yang lebih besar dari dia, dari penjahat. Pecinta anjing, kucing bisa bersatu se-Indonesia. Kebaikan bisa berwadah, berkumpul dan berserikat."

"Kenapa kita takut sama yang salah. Yang salah harus bergetar ketemu dengan yang benar," kata dia.

Baca juga: Kasus Jagal Kucing di Medan, Animal Defenders Indonesia: Banyak Kucing Ditangkap, Dimakan, tapi Polisi Kurang Saksi

Terbang dari Jakarta untuk memberi pendampingan

Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru menegaskan sudah semestinya masyarakat mendapatkan asupan makanan dari katering yang aman, sumber pasar yang jelas dan bukan dari pasar gelap. Daging kucing dan daging anjing bukan bahan pangan. Menurutnya, barang siapa mengedarkannya, itu melanggar aturan dan wajib dihukum. Apalagi hewan curian.KOMPAS.COM/DEWANTORO Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru menegaskan sudah semestinya masyarakat mendapatkan asupan makanan dari katering yang aman, sumber pasar yang jelas dan bukan dari pasar gelap. Daging kucing dan daging anjing bukan bahan pangan. Menurutnya, barang siapa mengedarkannya, itu melanggar aturan dan wajib dihukum. Apalagi hewan curian.
Doni mengatakan dia sengaja terbang dari Jakarta ke Medan untuk menjadi kuasa hukum pemilik kucing Tayo, Sonia Rizki.

Ia mengatakan kasus jagal kucing di Kota Medan sangat penting diadvokasi karena menjadi titik kulminasi.

Selama ini, menurut Rizki, kasus serupa selalu terganjal dengan pembuktian. Sedangkan sebelumnya, menurut keterangan polisi, kasus Tayo disebut kurang saksi. Namun berkat kerja keras polisi, akhirnya saksi kunci bisa ditemukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com