Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Digiring Keluar, 2 Gajah Ini Kembali Masuk Kebun Warga di Riau

Kompas.com - 03/02/2021, 12:25 WIB
Citra Indriani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Dua ekor gajah masuk ke perkebunan warga di Desa Rantau Baru Bawah dan Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Kedua gajah ini sebelumnya sudah pernah masuk ke kebun milik warga.

Gajah tersebut digiring ke habitatnya, karena terpisah dari kelompoknya.

Baca juga: Kasus Jagal Kucing di Medan, Pemilik Piaraan Mengaku Diteror

Kini, kedua gajah tersebut kembali karena diduga habitatnya dalam kondisi basah.

Sebab, gajah cenderung mencari makan di wilayah yang kering. 

"Ini masih gajah yang sempat kita giring bulan lalu. Akibat curah hujan yang tinggi membuat habitatnya basah dan kembali lagi ke perkebunan warga. Karena memang di dua desa itu cenderung kering,"  kata Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andri Hansen Siregar dalam keterangan tertulis, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Rumah Warga Miskin Rusak Parah hingga Tembus Pandang, TNI Turun Tangan

Menurut Hansen, pihaknya tengah mengupayakan untuk melakukan penggiringan kembali.

Namun, kurang kooperatifnya warga menjadi salah satu hambatan.

Meski begitu, tim BKSDA Riau saat ini masih bersiaga di sekitar lokasi.

"Harusnya kita sudah turun untuk melakukan penggiringan, namun ternyata kesepakatan antar warga belum tercapai. Sebagian warga justru menjaga kebunnya masing-masing dan menghalau gajah untuk lewat. Jadi kalau kita lakukan penggiringan, sementara di depan dihadang, maka gajah akan kembali lagi," sebut Hansen.

Baca juga: Duduk Perkara Lampu PJU di Pekanbaru Dipadamkam, Pemkot Belum Bayar Tagihan Listrik Rp 9 Miliar

Sebelumnya, pihak BBKSDA Riau telah melakukan upaya penggiringan menuju perkebunan milik PT LIH.

Namun, justru di kebun perusahaan itu ada aktivitas yang menyebabkan gajah berbalik arah.

"Kita sudah koordinasi dengan camat untuk berkomunikasi ke pihak perusahaan guna membantu memberikan jalan," ujar Hansen.

Meski dua satwa dilindungi ini berada jauh dari permukiman warga, tak sedikit tanaman kelapa sawit milik warga  yang rusak dimakan satwa berbelalai ini.

Hambatan lain adalah tidak ada akses kendaraan bermotor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com