Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Nakes akibat Covid-19 Tertinggi Nasional, Begini Respons IDI Jatim

Kompas.com - 02/02/2021, 22:26 WIB
Achmad Faizal,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur mengungkap penyebab banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.

Menurut Ketua IDI Jawa Timur Sutrisno, banyaknya tenaga kesehatan di Jawa Timur yang meninggal seiring dengan jumlah kasus yang ditangani.

"Karena kasus yang ditangani banyak dan sangat komplek, meski dokternya menerapkan standar penanganan ketat, maka tenaga medis sebagai garda terdepan juga ikut menjadi korban," kata Sutrisno, saat dikonfirmasi, Selasa (2/2/2021) malam.

Berdasarkan data Koalisi Warga Lapor Covid-19, hingga 26 Januari tahun ini, sebanyak 289 dokter dilaporkan meninggal akibat Covid-19 di Indonesia.

Sebanyak 161 di antaranya merupakan dokter umum, 123 dokter spesialis, dan 5 dokter residen.

Baca juga: PPKM di Surabaya Diklaim Efektif Turunkan Angka Kasus Covid-19

Angka kematian tertinggi dicatatkan oleh Jawa Timur, dengan 56 kasus, lalu diikuti oleh DKI Jakarta, dengan 43 kasus.

Dokter, kata dia, sudah maksimal menerapkan penanganan pasien Covid-19.

Namun, karena jumlah kasusnya yang masih tinggi dan variatif, maka potensi tertular kepada tenaga kesehatan tetap tinggi.

"Kalau bukan dokternya, keluarganya yang kena Covid-19," ujar dia.

Dia berharap betul kepada proses vaksinasi tenaga kesehatan agar para dokter memiliki ketahanan tubuh yang lebih saat merawat pasien Covid-19.

"Di samping itu, kami juga berharap kepada masyarakat agar tetap patuh kepada protokol kesehatan sebagai upaya menekan penularan Covid-19," ujar dia.

Hingga Senin (1/2/2021), jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur tercatat 113.488 kasus.

Sebanyak 98.188 kasus (86,52 persen) di antaranya sembuh, 7.436 (6,55 persen) dirawat, dan 7.864 (6,93 persen) meninggal dunia.

2 daerah di Jawa Timur masuk zona merah atau daerah dengan risiko tinggi penularan Covid-19 yakni Trenggalek dan Madiun.

 

3 daerah masuk zona kuning atau daerah dengan risiko rendah penularan Covid-19 yakni Kabupaten Mojokerto, Sampang dan Pamekasan.

Adapun 33 daerah lainnya masuk zona oranye atau daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19, yakni Kediri, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Pacitan, Malang, Kota Kediri, Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Jombang, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Kota Probolinggo, dan Kota Pasuruan.

Selanjutnya Banyuwangi, Tulungagung, Bojonegoro, Tuban, Kota Malang, Lumajang, Lamongan, Nganjuk, Ngawi, Kota Batu Kota Madiun, Ponorogo, Magetan, Kota Blitar, dan Kabupaten Blitar.

Donor plasma

Sementara itu, kegiatan donor plasma darah konvalesen terus digerakkan pemerintah dan swasta sebagai gerakan sosial kemanusiaan untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19.

Baca juga: Soal Isu Kudeta, Emil Dardak: Pengurus DPC dan DPD Jatim Setia kepada AHY

Senin siang, gerakan donor plasma convalesen dan donor darah digelar PT SIER (Persero) di 2 lokasi.

Di halaman wisma SIER kawasan industri Rungkut Surabaya dan halaman kantor PIER d kawasan industri Rembang-Pasuruan.

Menurut Direktur Operasi PT SIER (Persero) Didik Prasetiyono, masyarakat Surabaya dan Pasuruan sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

"Kami bersyukur warga sangat antusias mengikuti acara donor," kata Didik.

Di Surabaya, disediakan kuota 100 Orang Pendonor Darah dan 50 Pendonor Plasma Konvalesen.

Namun, hingga penutupan acara tercatat 120 orang pendonor darah dan 64 orang pendonor plasma konvalesen.

Sementara di Pasuruan dari kuota 50 orang pendonor darah, tercatat 61 orang pendonor darah hadir di lokasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com