Maya mengungkapkan RMR didirikan karena terinspirasi dari gerakan makan gratis sebagai aksi kepedulian untuk membantu masyarakat kurang mampu, terutama bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19.
“Selain bisa makan di sini, kami juga membungkus untuk para dhuafa di jalan-jalan maupun korban banjir," ucapnya.
Dia menyebut ketika RMR berjalan empat bulan, mereka hanya menghabiskan 10 kilogram beras per hari, sedangkan kini naik menjadi 25 kilogram per hari.
Baca juga: Terdampak Pandemi, Bule Asal Belanda Buka Warung Mi Ayam Telolet
"Donatur dari mana saja, Alhamdulillah selalu ada. Bahkan dari luar kota juga ikut menjadi donatur," tambah Maya.
Sebagai orang yang kerap bertandang ke sana, Husni mengatakan salah satu hal yang unik dari Roemah Makan Rakjat adalah pengunjung wajib mencuci piring dan gelasnya setiap habis makan.
Kemudian ditata rapi dibantu oleh relawan.
"Saya harap program seperti ini tidak terputus. Terima kasih untuk relawan dan donatur," tutup dia.
Baca juga: Perjuangan Mahasiswa Tunanetra, Keliling Berjualan Keripik demi Cukupi Kebutuhan Hidup
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pekalongan, Ary Himawan Sarono | Editor: Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.