Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPTKG Pastikan Gundukan di Lereng Merapi Bukan Kubah Lava Baru

Kompas.com - 02/02/2021, 20:44 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memastikan gundukan di lereng Gunung Merapi bukanlah kubah lava baru.

Saat ini kubah lava baru yang teramati ada di atas lava 1997.

BPPTKG meluruskan informasi tidak benar di media sosial yang menyebutkan gundukan yang terlihat di lereng Gunung Merapi merupakan kubah lava baru.

"Material (gundukan) hitam yang terlihat bukan kubah lava baru," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangan tertulis, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Masih Siaga, BPBD Klaten Minta Warga KRB III Gunung Merapi Tetap di Pengungsian

Hanik menyampaikan, berdasarkan hasil observasi, material tersebut terlihat tidak berpijar.

Selain itu, tidak teramati adanya asap di material tersebut, serta tidak terdapat rekahan di sekeliling material.

"Kami simpulkan material tersebut adalah material vulkanik yang terbawa oleh aliran awanpanas guguran," tegasnya.

BPPTKG, lanjutnya, terus memantau pertumbuhan kubah lava 2021 yang saat ini berada di Lava 1997.

Berdasarkan data pada tanggal 25 Januari 2021 v olume kubah lava mencapai 157.000 meter kubik (m3).

Volume kubah lava kemudian terpantau mengalami penurunan pada tanggal 28 Januari 2021. Tercatat volume kubah lava menjadi sebesar 62.000 m3 atau berkurang sebanyak 82.000 m3.

Baca juga: Sudah Tak Ada Lagi Pengungsi Erupsi Gunung Merapi di Magelang

Penurunan volume kubah lava ini akibat dari aktivitas guguran dan awan panas.

Pasca-kejadian awan panas tanggal 27 Januari 2021, laju pertumbuhan kubah lava 2021 tercatat sebesar 4.000-5.000 m3/hari.

Laju pertumbuhan kubah lava ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yaitu sebesar 20.000 m3/hari.

Berdasarkan hasil pemantauan kubah lava 2021 ini, belum terjadi perubahan ancaman bahaya.

Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Letusan eksplosif juga masih berpotensi terjadi dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com