KOMPAS.com - GSDS (19), siswi di salah satu SMA di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya ditahan polisi.
Dia diduga telah membuat unggahan bernada ujaran kebencian terkait Covid-19.
Dalam video yang dibuatnya, GSDS membakar masker dan mengatakan bahwa Covid-19 adalah hoaks.
Berikut beberapa fakta tentang sosok GSDS.
Baca juga: Polisi Tahan Siswi SMA yang Bakar Masker dan Sebut Covid-19 Hoaks
Pada 2017, kata FDS, anak kelimanya itu pernah hilang ingatan.
Akibatnya, GSDS harus putus sekolah dan baru melanjutkan sekolah dua tahun setelahnya.
"Kami berdoa dan pengobatan sehingga dia sembuh dan tahun 2019 dia masuk sekolah lagi di kelas II," ujar FDS di Kupang, Senin (1/2/2021).
Namun, menurut pemeriksaan polisi, siswi tersebut membuat konten video dalam kondisi sadar.
Baca juga: Gubernur NTB Unggah Foto Berenang Bareng Pejabat, Satpol PP Belum Layangkan Teguran
Dalam beberapa bulan terakhir, sekolah GSDS harus menerapkan pembelajaran daring karena pandemi Covid-19.
Pelaku pun dibelikan ponsel oleh FDS untuk bisa mengikuti pelajaran.
FDS tidak menyangka ternyata anaknya menggunakan ponsel itu untuk membuat konten negatif.
"Saya belikan handphone supaya dia (pelaku) pakai untuk sekolah online, tapi ternyata dipakai untuk hal lain. Saya sama sekali tidak tahu. Kemarin sore saya kaget karena banyak yang menelepon saya dan mengirimkan video itu," ungkap FDS kepada sejumlah wartawan.
Baca juga: Ayah Siswi SMA yang Bakar Masker dan Sebut Covid-19 Hoaks: Saya Menyesal Sekali...
Dia mengaku membuat video itu karena kesal dengan status WhatsApp temannya.
Temannya membagikan kabar tentang pasien Covid-19 yang meninggal berada dalam satu ruangan dengan pasien yang masih hidup.
Menggunakan ponselnya, GSDS merekam aksinya membakar masker dan memaki tenaga medis dan pemerintah.
Baca juga: Orangtua Siswi SMA yang Bakar Masker dan Sebut Covid-19 Hoaks Minta Maaf
FDS selaku orangtua GSDS mengaku menyesal atas perbuatan anaknya.
"Saya menyesal sekali atas perbuatan anak saya dan saya minta maaf. Saya juga tidak tahu siapa yang viralkan video ini," kata FDS.
Dia merasa perbuatan anaknya telah melukai hati banyak orang, terutama tenaga medis.
Ia pun meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saya minta maaf kepada pemerintah, masyarakat dan paramedis atas perbuatan anak saya," kata FDS.
Penahanan disebut telah sesuai dengan alasan objektif dan subjektif.
"Kemarin setelah diperiksa, GSDS langsung ditahan," ujar Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/2/2021) siang.
Menurutnya, GSDS membuat video dengan kondisi sadar.
"Tersangka menyadari dan memiliki niat sejak awal, untuk buat konten tersebut untuk dimuat di Facebook," kata dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor : Dheri Agriesta, David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.