Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sopir Angkot di Kendari Bawa Bayi Sambil Narik Penumpang, Videonya Viral

Kompas.com - 02/02/2021, 05:55 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

 

KENDARI, KOMPAS.com- Andi Amin (47) tak pernah menyangka kisahnya sebagai sopir angkutan kota di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang membawa bayi saat bekerja menjadi viral di media sosial dan menuai simpati warganet.

Pria warga Jalan H.E.A Mokodompit, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari ini terpaksa membawa anak bungsunya, Aqilah usia 2 tahun 2 bulan berangkat kerja menarik angkot sejak tujuh bulan belakangan ini.

Ini dilakukan lantaran sang istri juga ikut bekerja sebagai pedagang asongan di depan kampus Universitas Haluoleo (UHO) Kendari. Istrinya harus berlarian menjajakan dagangannya saat mobil angkot berhenti mencari atau menurunkan penumpang di kampus UHO.

Baca juga: Duka Lia, Bocah 6 Tahun Selamat dari Banjir Kalsel, Hidup Sebatang Kara, Seluruh Keluarganya Tiada

Amin khawatir jika bersama ibunya, putri semata wayangnya itu akan bermain di pinggir jalan.

"Kalau sama mamanya kan panas di kios, terus jangan sampai dia main dan lari ke jalan raya begitu saat istriku layani pembeli. Jadi saya bawa mi di angkot saja, anakku juga lebih dekat dengan saya," ungkap Amin saat tengah menarik angkotnya, Senin (1/2/2021).

Sementara, tiga anak lainnya belum bisa mengasuh Aqilah, anak pertama yang baru lulus SMA juga bekerja sebagai tukang las.

Anak keduanya tahun 2020 juga tamat SMP dan anak ketiganya masih duduk di bangku kelas 5 SD, ketiga anaknya itu laki-laki.

Ia mengatakan, sang buah hatinya itu ikut dibawa bekerja mulai pukul 7 pagi hingga pukul 6 petang. Jika sudah ngantuk, Aqilah langsung tidur di bawah kursi depan samping sopir.

"Alhamdulillah dia tidak rewel. Saya sudah siapkan memang makanan dan minum selama perjalanan, sudah dipakai popok sama mamanya juga," terangnya.

Selama Amin membawa anaknya bekerja, para penumpang tidak merasa terganggu, bahkan mereka simpati.

"Saya tidak malu ji bawa anakku di mobil yang penting pekerjaan halal dan bisa buat makan serta memenuhi kebutuhan keluarga," jelasnya.                                                                          

Beli mobil bekas dengan cara dicicil

Ia menuturkan, pendapatannya sehari-hari dari hasil narik angkot tak menentu, kadang seharinya bisa dapat Rp 250 ribu sebelum wabah Corona melanda.

Namun sejak pandemi, pendapatnya turun sampai 60 persen yakni Rp 70 ribu atau Rp 50 ribu setelah keluar uang bensin.

"Keras hidup memang, tapi kita harus jalani dan tetap bersyukur. Pendapatanku itu saya sisip-sisipkan untuk bayar cicilan mobil ini," ujarnya.

Baca juga: Jenazah ABK yang Meninggal di Kapal Ikan Taiwan Akhirnya Dibawa Pulang dan Dimakamkan di Gunungkidul

Mobil bekas itu dibelinya dengan harga Rp 25 juta dengan cara dicicil selama satu tahun. Setiap bulannya, Amin harus menyiapkan uang Rp 680 ribu dan tersisa 5 bulan lagi cicilannya akan lunas.

"Karena mobil bekas, kadang suka mogok di tengah jalan. Jadi, ya terpaksa penumpang ganti mobil lain dan saya perbaiki lagi mobil di jalan," tambahnya.

Sebelum menjadi sopir mobil angkot, pria lulusan SMA itu terlebih dulu bekerja sebagai pedagang asongan bersama istrinya.

Tetapi, karena tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, ia membeli mobil bekas dengan cara dicicil.

Saat ini, Amin bersama keluarganya menempati gubuk dari papan yang dibangunnya di atas tanah yang juga dicicil.

"Syukur yang punya tanah tidak patok berapa per bulan saya bayar, yang penting ada uang langsung bayar. Harga tanahnya 30 juta, tapi baru ini sudah diukur mi untuk dibuatkan sertifikat atas namaku lewat program Prona," jelasnya.

Amin mengaku baru mengetahui video yang diambil oleh penumpangnya viral di media sosial, itu pun diketahui setelah rekan sesama sopir memberitahu empat hari yang lalu.

"Awalnya saya tidak tau, nanti teman bilang ada videoku. Saya tidak heboh atau memanfaatkan anakku untuk menarik simpati penumpang," tutup Amin.

Ia pun berdoa semoga kelak anak-anaknya bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik, tak mengikuti jejaknya menjadi sopir angkot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com