Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Uang untuk Makan, Seorang Nenek Diarak Warga karena Ketahuan Mencopet, Ini Ceritanya

Kompas.com - 01/02/2021, 17:03 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Seorang nenek berinisial RN (50), ditangkap warga karena diduga mencopet uang Rp 100.000 milik pedagang di Pasar Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (30/1/2021) pukul 05.45 WIB.

Alasan nenek tersebut nekat melakukan tindakan itu karena mengaku tak punya uang untuk makan sehari-hari.

Baca juga: Nenek Sebatang Kara Mencopet Rp 100.000 untuk Makan, Tertangkap dan Diarak Warga

Kronologi kejadian

Kapolsek Mandiraja Ajun Komisaris Polisi Suyit Munandar mengatakan, saat pelaku melancarkan aksinya itu diketahui oleh korbannya.

“Korban merupakan pedagang di Pasar Mandiraja. Ceritanya korban sadar waktu tahu tas miliknya dirogoh pelaku, sama korban terus ditabok sambil teriak copet,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/1/2021).

Karena panik, pelaku langsung lari. Mendengar teriakan korban itu, pedagang dan para pengunjung pasar langsung berusaha mengejar nenek tersebut.

Setelah tertangkap, nenek tersebut sempat diinterogasi oleh warga.

Bahkan dalam video yang beredar, selain dibentak dengan kata-kata kasar, nenek tersebut juga terlihat dicengkeram tengkuknya dan dijambak hijabnya.

Oleh warga lalu pelaku diarak ke mapolsek setempat untuk diproses hukum lebih lanjut.

Baca juga: Tak Terima Dirazia, Pemilik Warkop Melawan dan Ancam Bunuh Petugas, Satpol PP: Ngakunya Punya Keluarga Polisi


Tak punya uang untuk makan

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, Suyit mengatakan, pelaku mengakui perbuatannya.

Alasannya nekat melakukan perbuatan itu lantaran tak punya uang untuk makan.

Selama ini pelaku diketahui tinggal sendiri sebagai warga di Sidareja, Cilacap. Sedangkan, suami dan anaknya tak ada kabar setelah merantau keluar kota.

"Jadi pelaku ini hidup sebatang kara, suami dan anaknya merantau. Dia bingung enggak punya uang, akhirnya nekat nyopet buat makan sehari-hari," kata Suyit.

Nenek tersebut juga sudah mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Baca juga: Gara-gara Bangun Kesiangan, Calon Pengantin Ini Dianiaya Kerabatnya hingga Tewas

Diselesaikan secara kekeluargaan

Terkait dengan kasus hukum yang menjeratnya, Suyit mengatakan akhirnya cukup diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Korban sendiri saat dihadirkan di mapolsek juga sudah ikhlas dan tidak ingin melanjutkan proses hukum dari nenek tersebut.

"Korban sudah memaafkan dan tidak akan melanjutkan laporannya ke pihak berwajib, diselesaikan secara kekeluargaan, toh cuma hilang Rp 100.000," jelasnya.

Meski pelaku sudah diperbolehkan pulang, namun, pihaknya meminta pelaku untuk wajib lapor setiap minggu dua kali sebagai bentuk pembinaan.

"Saya minta wajib lapor hari Senin dan Kamis, coba lihat nanti, kalau pelaku benar datang, akan saya beri bantuan sembako dan uang transport biar enggak usah nyopet lagi," jelasnya.

Baca juga: Oknum Pendamping PKH di Cianjur Korupsi Dana Bansos hingga Ratusan Juta Rupiah

Penulis : Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com