Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut PPKM Tidak Efektif, Ini Kata Ridwan Kamil

Kompas.com - 01/02/2021, 14:25 WIB
Dendi Ramdhani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menilai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak efektif menekan kasus Covid-19.

Pria yang akrab disapa Emil itu berpendapat, PPKM tidak efektif lantaran akurasi data kasus Covid-19 yang tidak tepat.

Sebagai contoh, banyak penambahan kasus di Jabar yang mayoritas kasus lama.

Baca juga: Buronan Judi Tewas Ditembak, Seorang Polisi di Solok Selatan Diproses Pidana

Bahkan, Emil menyebut, ada 10.000 kasus di Jabar yang belum diumumkan oleh pemerintah pusat.

"Saya duga kita membahas data yang kurang tepat. Misalnya (di Jabar) ada 3.000 kasus, padahal 2.000-nya kasus lama. Sehingga kenaikan itu tidak seakurat realita di lapangan. Masih ada lebih dari 10.000 kasus belum terumumkan coba. Jadi datanya sudah ada, terus kapan diumumkan kita juga tidak tahu," kata Emil dalam peresmian Puskesmas Juara di Kabupaten Bekasi, Senin (1/2/2021).

Baca juga: Wakil Bupati Ini Berbulan-bulan Tidak Masuk Kantor, Diperintah Diam oleh Bupati

Menurut Emil, akurasi data itu membuat penilaian terhadap kebijakan PPKM menjadi tidak obyektif.

Emil mengusulkan agar pemerintah segera memperbaiki sistem pendataan, agar tidak salah dalam mengambil kebijakan.

Menurut Ridwan Kamil, penegakkan protokol kesehatan di Jabar sudah cukup membaik.

Dari 50 persen, tingkat kedisiplinan warga menjadi 83 persen.

Sementara keterisian rumah sakit turun dari 80 persen menjadi 70 persen.

"Jadi membaik kalau bicara data per data. Tapi kalau dibahasnya kasus aktif, maka saya akui kasusnya memang naik. Tapi ndungaiknya tidak orisinil tapi tercampur. Perbaikan data menjadi urgen, supaya kita tidak salah menganalisis dan mengomentari," kata Emil.

Di luar aspek kesehatan, Emil menuturkan, pemerintah juga tidak bisa mengenyampingkan aktivitas ekonomi masyarakat yang kembali terhambat akibat penerapan PPKM.

"Tapi kita tidak mau lengah, PPKM ini jangan lama-lama, soalnya kasian ekonomi kan. Makanya penegakkannya dua minggu ke depan harus lebih giat, supaya bisa memutus PPKM. Tapi kalau dua minggu ke depan masih belum maksimal, nanti berjilid-jilid lagi seperti sinetron, kan kasihan warga," kata Ridwan Kamil.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut penerapan PPKM untuk menekan laju penularan Covid-19 tidak efektif.

Hal itu disampaikan Jokowi melalui video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (31/1/2021).

“Yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya ini tidak efektif. Mobilitas juga masih tinggi karena kita memiliki indeks mobility-nya. Sehingga di beberapa provinsi Covid-nya tetap naik,” kata Jokowi.

Dia mengatakan, implementasi PPKM yang semestinya membatasi aktivitas dan mobilitas masyarakat tak mampu melakukan kedua hal tersebut.

Untuk itu, ia meminta ke depannya implementasi PPKM diperkuat dan para menteri serta kepala lembaga terkait benar-benar mengetahui kondisi lapangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com