BORONG, KOMPAS.com - Belasan ribu tanaman porang di Kampung Rana Kulan, Desa Rana Kulan, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tertimbun material longsor akibat hujan yang mengguyur wilayah itu selama lima hari.
Kepala Desa Rana Kulan, Fransiskus Sanjay menjelaskan, kerugian akibat peristiwa itu ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
"Ada belasan ribu pohon tanaman porang yang tertimbun longsor. Ini pengaruh hujan selama lima hari lima malam," ujar Fransiskus saat dihubungi Kompas.com, Senin, (1/2/2021).
Baca juga: KKB Tembak Mati Seorang Warga Intan Jaya, Papua, karena Diduga Mata-mata TNI-Polri
Belasan ribu tanaman porang tersebut ditanam sejak September 2020.
"Luas lahan porang saya 1 hektare lebih. Ini pengaruh tanam di dekat tebing. Ketika hujan terus tebing itu longsor sehingga material longsor menutup sebagian tanam porang," katanya.
Baca juga: 6 Pelajar yang Sengaja Ngebut Saat Lewati Genangan Minta Maaf, Tak Ditahan, tapi Disanksi Tilang
Sanjay mengaku peristiwa tersebut baru pertama kali terjadi di wilayah itu.
Ia pun berjanji akan melakukan koordinasi dengan warga untuk menyikapi hal tersebut.
"Kita akan dialog bersama warga agar bisa melakukan terobosan baru. Apalagi di desa ini kami ada program sejuta porang. Mohon doa dan dukungannya," ucapnya.
Kampung Rana Kulan merupakan pusat tanaman porang di Kabupaten Manggarai Timur.
Di sini ada kelompok milenial yang giat menanam tanaman porang.
"Kami tetap menanam tanaman porang sebagai prima masyarakat, walaupun ada bencana yang menimpa tanaman porang milik warga dan saya," jelasnya.
Apa itu porang?
Porang adalah tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri. Di beberapa daerah di Jawa, tanaman ini dikenal dengan nama iles-iles.
Porang biasanya dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri untuk kosmetik, pengental, lem, mie ramen, dan campuran makanan.
Harga umbi porang segar mencapai Rp 4.000/kg. Lalu harga porang yang sudah diolah dan siap ekspor berkisar Rp 14.000/kg.
Negara tujuan ekspornya antara lain Jepang, China, Australia, dan Vietnam.
Badan Karantina Pertanian mencatat, pada tahun 2018 ekspor tepung porang mencapai 254 ton dengan nilai Rp 11,31 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.