Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Keluarga Riyanto, Mimpikan Kepulangan Almarhum hingga Makamkan Jenazah 3 Pekan Usai Jatuhnya Sriwijaya Air

Kompas.com - 01/02/2021, 06:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Keluarga Riyanto (32) tak menyangka, video call beberapa jam sebelum pesawat Sriwijaya Air terjatuh itu adalah percakapan terakhir kalinya dengan almarhum.

Tak berselang lama usai menutup telepon, keluarga dikejutkan dengan kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang membawa Riyanto dan sang kakak, Suyanto (40).

Setelah tiga pekan pencarian, kini jenazah kakak beradik Riyanto dan Suyanto dimakamkan bersebelahan di Kecamatan Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Minggu (31/1/2021).

Baca juga: Korban Sriwijaya Air SJ 182 Asal Sragen Berencana Kerjakan Rolling Door di Pontianak

Anaknya menangis ingin menelepon sang ayah

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Sebelum peristiwa jatuhnya pesawat, istri Riyanto yang bernama Ernawati dan anaknya yang masih kecil melakukan video call dengan Riyanto.

Mereka bercakap-cakap melalui telepon sekitar pukul 13.00 WIB.

Kakak ipar Riyanto, Mustofa mengatakan, selang beberapa jam kemudian sang anak kembali merengek ingin menelepon Riyanto.

Namun keluarga justru mendapatkan kabar mengejutkan bahwa pesawat yang ditumpang Riyanto hilang kontak empat menit usai lepas landas.

"Jam tiga sore anaknya (Riyanto) nangis pengin telepon bapaknya terus tapi sudah tidak bisa. Terus jam 5 sore dapat berita breaking news atau dari Facebook ada gambar pesawat Sriwijaya hilang kontak," tutur Mustofa pada Senin (11/1/2021).

Mustofa kemudian mengecek WhatsApp Riyanto. Benar saja, pria asal Sragen itu menjadi salah satu penumpang Sriwijaya Air.

"Tak lihat story (WA) terakhir Riyanto foto tiket pesawat, ternyata sama Sriwijaya Air. Saya pulang kerja langsung ke sini (rumah Riyanto). Di sini sudah ramai orang," kata dia.

Baca juga: Jenazah ke-56 Itu adalah Kapten Afwan, Sang Pilot Sriwijaya Air

 

Rumah Riyanto, korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dukuh Tengaran RT 017, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Senin (11/1/2021).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Rumah Riyanto, korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dukuh Tengaran RT 017, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Senin (11/1/2021).
Hendak kerjakan rolling door

Mustafa menuturkan, kepergian Riyanto ke Pontianak ialah untuk membantu sang kakak Suyanto yang merupakan pemborong salah satu perusahaan di Jakarta.

Keduanya berangkat ke Pontianak untuk mengerjakan pemasangan rolling door.

Riyanto sempat mencari persyaratan tes PCR untuk naik pesawat beberapa hari sebelum Sriwijaya Air Jatuh pada Sabtu (9/1/2021).

Ia pun pergi ke Jakarta pada Kamis (7/1/2021).

"Senin atau Selasa itu cari test swab PCR. Di Sragen ini tidak ada yang cepat hasilnya. Tidak ada yang langsung jadi. Terus sudah niat tidak mau berangkat," tutur dia.

"Rabu malam berangkat ke Jakarta. Kamis sampai di Jakarta. Terus Jumat cari test swab itu. Sabtu pagi dapat hasilnya terus berangkat ke bandara (Soekarno-Hatta) untuk ke Pontianak," kata dia.

Baca juga: Para Penumpang Sriwijaya Air Itu Kini Telah Pulang

Pesawat Sriwijaya Air jatuh

Ilustrasi pesawat terbang di tengah cuaca mendung dan awan cumulonimbus. Keberadaan awan cumulonimbus tidak hanya dapat memberi dampak cuaca ekstrem, tetapi juga mengganggu penerbangan.SHUTTERSTOCK/Skycolors Ilustrasi pesawat terbang di tengah cuaca mendung dan awan cumulonimbus. Keberadaan awan cumulonimbus tidak hanya dapat memberi dampak cuaca ekstrem, tetapi juga mengganggu penerbangan.
Keluarga menerima kabar duka.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 192 rute Jakarta-Pontianak yang dinaiki kakak beradik Riyanto dan Suyanto terjatuh, empat menit usai lepas landas.

Seharusnya pesawat tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 15.15 WIB, namun pesawat bernomor penerbangan SJ 182 itu tak kunjung datang.

Kontak terakhir pesawat tersebut terjadi pada pukul 14.40 WIB.

Ketika terjatuh, pesawat membawa 62 orang yang terdiri dari kru dan penumpang.

Baca juga: Polisi Minta Batu Meteorit yang Jatuh di Rumah Munjilah Disimpan dan Ditutup, Ini Penyebabnya

Sang istri mimpikan almarhum pulang sambil tersenyum

Melansir Tribun Jateng, Istri Riyanto, Ernawati mengaku terus memimpikan suaminya pulang selama masa pencarian korban jatuhnya pesawat.

Ernawati bahkan menghitung telah tiga kali memimpikan Riyanto.

"Saya memimpikan suami saya datang ke rumah, datang dengan tersenyum kepada saya, terlihat bahagia. Udah tiga kali selama 20 hari ini," tutur Erna pilu, seperti dilansir dari Tribun Jateng.

Sang anak yang masih kecil pun terus menangis mencari sosok sang ayah setiap bangun tidur.

Baca juga: Sang Anak Berteriak Lihat Ayah Ibunya Tewas Tersetrum dan Tinggalkan 4 Anak yang Masih Kecil

Jenazah teridentifikasi pada 29 Januari 2021

Pada 29 Januari 2021, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi jenazah Riyanto dan Suyanto.

Jenazah dipastikan adalah kakak beradik asal Sragen berdasarkan hasil pencocokan DNA antemortem dan postmortem.

Kakak beradik itu teridentifikasi bersamaan dengan jenazah sang pilot pesawat, Kapten Afwan.

"Pertama korban atas nama Afwan RZ, kedua atas nama Suyanto (40) ketiga atas nama Riyanto (32)," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Rusdi Hartono.

Sementara itu, Kepala Desa Katelan Kunto Cahyono menjelaskan, dua jenazah akan diberangkatkan dari Jakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta pada Minggu (31/1/2021).

Kemudian dari Yogyakarta dibawa menuju Sragen melalui perjalanan darat.

"Dilanjutkan perjalanan darat dari Yogyakarta ke Sragen kira-kira sampai rumah duka sekitar jam 12.00 WIB," kata Kunto.

Baca juga: Polisi Telanjur Panjat Pagar Tiga Meter untuk Selamatkan Mahasiswi yang Diculik, Ternyata...

Pemakaman jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Suyanto (40) dan Riyanto (32) di pemakaman Dukuh Tengaran, Katelan, Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Minggu (31/1/2021) siang.KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Pemakaman jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Suyanto (40) dan Riyanto (32) di pemakaman Dukuh Tengaran, Katelan, Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Minggu (31/1/2021) siang.

Dimakamkan bersebelahan

Jenazah kakak beradik tersebut dimakamkan bersebelahan di pemakaman Dukuh Tengaran, Katelan, Tangen, Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (31/1/2021).

Isak tangis keluarga pun pecah saat peti jenazah tiba di rumah duka di Dukuh Tengaran, Katelan, Sragen sekitar pukul 11.45 WIB.

"Pemakaman dalam satu tempat di pemakaman Tengaran. Dari pihak Sriwijaya Air juga hadir di sini untuk proses pemakaman," ujar Kunto di Sragen, Jawa Tengah.

Sang ayahanda dua kakak beradik tersebut, Wagiyo (66) menuturkan, telah mengikhlaskan kepergian anak-anak mereka.

"Saya ikhlas apa pun yang terjadi. Yang penting jasadnya ditemukan," kata Wagiyo.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Dony Aprian, Robertus Belarminus), Tribun Jateng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com