Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Semarang Bakal Punya Museum Canggih, Teknologinya Mampu Bawa Pengunjung Kembali ke "Tempo Doeloe"

Kompas.com - 31/01/2021, 09:35 WIB
Riska Farasonalia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tahun ini, Kota Semarang, Jawa Tengah bakal memiliki museum sejarah dengan mengusung konsep imersif.

Imersif merupakan sebuh konsep teknologi yang mulai diterapkan pada sejumlah museum di berbagai negara, untuk merangsang minat pengunjung.

Konsep tersebut mengaburkan dunia digital dengan dunia nyata, sehingga pengunjung bisa mendapatkan pengalaman baru.

Saat ini, pengerjaan museum tersebut masih dalam tahap penyiapan sejumlah teknologi yang akan diaplikasikan.

Nantinya, museum yang dibangun di bundaran Bubakan, Kota Semarang itu akan membuat pengunjung layaknya berada di suasana Semarang tempo dulu.

Baca juga: Cuaca Buruk, Pesawat Batik Air Jakarta-Semarang Terpaksa Mendarat di Solo

Sejarah Kota Semarang

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari, mengatakan konsep utama museum di bundaran Bubakan yakni mengenai sejarah Kota Semarang.

Museum tersebut menyajikan pembelajaran sejarah dengan metode yang menarik sehingga pengunjung dapat merasakan ambience atau kondisi Semarang tempo dulu.

"Kita seolah-olah berada di masa lalu, masuk lorong waktu, menikmati kondisi saat itu. Misal, suasana di Kali Semarang. Pengunjung seolah berada di sana menikmati aktivitas perdagangan di sana. Kemudian, berkeliling Kota Lama. Jadi, bercerita narasi Kota Semarang tapi dikemas lebih menarik," jelas Iin dalam keterangan tertulis, Jumat (29/1/2021).

Pihaknya juga masih menggodok terkait set ruang museum sembari menggali narasi yang kuat tentang sejarah Kota Semarang.

Untuk itu, pihaknya terus berkomunikasi dengan Balai Arkeologi Yogyakarta, guna menggali narasi yang kuat.

Baca juga: Sekolah Rusak di Kabupaten Semarang, Atap Rusak dan Disangga Bambu

Manajemen lalu lintas dan parkir

Selain itu, persiapan manajemen lalu lintas sekitar museum juga menjadi perhatian, mengingat Museum Bubakan berada tepat di bundaran.

Sebab, jika tidak ada rekayasa lalu lintas tentu dapat menimbulkan kemacetan.

Selanjutnya, tersedianya lahan parkir juga menjadi salah satu hal yang dipikirkan sebelum museum tersebut dibuka untuk umum.

"Tempat parkir sudah ada pembicaraan tapi perlu finalisasi. Akses ke museum juga kami pikirkan. Nanti ada satu ruas jalan yang dibuat taman dari tempat parkir menuju museum," bebernya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com