Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gilang, Mahasiswa Disabilitas Asal Yogyakarta, Jualan "Snack" Online hingga Tembus Pasar Bandung

Kompas.com - 31/01/2021, 08:41 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemuda tunanetra menggendong sebuah kontainer boks plastik berjalan menyusuri jalan Laksda Adisucipto, Kota Yogyakarta. Di dalam kontainer boks tersebut berisi makanan ringan yang dijual dengan cara keliling.

Pemuda itu bernama Gilang Rizky Hendrayana (23) asal Brebes.

Selain berjualan keliling dirinya merupakan mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, semester 8, jurusan bimbingan Konseling Islam.

Tiap hari Gilang berjualan dengan berjalan dari kosnya yang terletak di Sapen hingga sekitaran jalan Colombo. Ia mulai berjualan berkeliling dari mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

"Gak mesti juga (jam keliling) soalnya ini kan ada PSBB lagi, jadi ya ngikut. Biasanya mulai muter jam 14.00 pulang maksimal jam 20.30, gak bisa malam-malam soalnya sudah kan orang-orang sudah mulai pulang," kata dia, saat ditemui di Jalan Laksda Adi Sucipto, Sabtu (30/1/2021).

Baca juga: Melihat Asyiknya Siswa Panen Sayuran, Cara Baru Belajar di Tengah Pandemi

Beralih ke penjualan online gara-gara PSBB

Pandemi seperti sekarang ini sangat berpengaruh dengan jualannya, untuk mengatasinya dia mulai memanfaatkan media sosial untuk sarana promosinya. Melalui Instagram dia mengunggah berbagai makanan ringan yang dijualnya.

Akun instagramnya @gacor.in disitulah ia mengunggah berbagai jenis makanan ringan seperti keripik pisang, makaroni pedas, keripik usus. Gilang mengelola akun Instagramnya bersama satu temannya.

Satu bungkus keripik dia jual dari harga Rp 8.000 hingga Rp 10.000. Gilang tidak mau menjual sedikit mahal karena konsumen yang dia sasar kebanyakan adalah mahasiswa.

Dengan berjualan online seperti sekarang ini sangat membantu dia dimasa pandemi seperti sekarang. Di mana diberlakukan pembatasan sehingga berpengaruh pada jam jualannya.

"Saya kadang-kadang saya kan juga mangkal di warung-warung yang ramai, tapi ada pembatasan jadi gak bisa lama-lama mangkalnya," kata dia.

Baca juga: Cerita Emir Anak Disabilitas yang Hobi Membuat Robot, Dibantu Pelatih Melalui Daring

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com