Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Insiden Jenazah Covid-19 Tertukar | Simpang Siur Pulau Lantigiang Selayar

Kompas.com - 31/01/2021, 07:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita soal kasus jenazah yang tertukar dan berujung pemukulan kepada petugas di Kota Malang, Jawa Timur, jadi sorotan.

Salah satu anggota keluarga duka mengaku kecewa mendapati peti jenazah ayahnya tertukar dengan orang lain.

Selain berita tersebut, nama Pulau Lantigiang Selayar di Sulawesi Selatan juga menjadi buah bibir.

Pasalnya, pulau tersebut diduga telah dijual dengan harga Rp 900 juta.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Jenazah Covid-19 tertukar

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah

Menurut MNH, salah satu anak pasien Covid-19 yang meninggal, keluarganya sempat menshalati jenazah itu saat tiba di pemakaman.

Saat itu, keluarganya belum mengetahui ternyata peti jenazah itu keliru.

"Saat peti ini mau dimasukkan ke liang kubur, saya baru sadar karena posisi saya memang agak tinggi dari peti. Jadi saya lihat tulisan di peti itu bukan nama bapak saya," kata MNH di Mapolresta Malang Kota, Jumat (29/1/2021).

Baca berita selengkapnya: "Saat Mau Dimasukkan ke Liang Kubur, Saya Baru Sadar Tulisan di Peti Itu Bukan Nama Bapak Saya"

2. Simpang siur soal Pulau Lantigiang Selayar laku Rp 900 juta

Sausana Pulau Lantigiang, Kecamatan Takabonerate, Sulawesi Selatan. Dokumentasi AsriKOMPAS.com/NURWAHIDAH Sausana Pulau Lantigiang, Kecamatan Takabonerate, Sulawesi Selatan. Dokumentasi Asri

Pulau Lantigiang yang berada di Kecamatan Takabonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, dikabarkan telah dijual dengan harga Rp 900 juta.

Kabar itu dibenarkan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Jinato, Nur Aisyah Amnur.

"Pulau Lantigiang masuk dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate," kata Nur Aisyah saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (29/1/2021).

Sementara itu, polisi telah memeriksa sejumlah saksi untuk mendalami kasus tersebut.

Baca berita selengkapnya: Pulau Lantigiang Selayar Sulsel Diduga Dijual Rp 900 Juta, Pembeli Sudah Bayar Rp 10 Juta

3. Cerita Munjilah saat rumahnya diduga tertimpa batu meteor

Batu meteorit yang menghantam rumah warga di Lampung Tengah. Peneliti Itera Lampung memastikan batu itu adalah pecahan meteor yang masuk atmosfer bumi. Dok. Humas Itera Lampung Batu meteorit yang menghantam rumah warga di Lampung Tengah. Peneliti Itera Lampung memastikan batu itu adalah pecahan meteor yang masuk atmosfer bumi.

Pada Kamis (28/1/2021), Rumah Munjilah (60), warga di Dusun 5 Astomulyo, Desa Muyodadi, Punggur, Lampung Tengah, dihantam batu DIDUGA meteorit.

Saar itu, kata Munjilah, ia dan suami sempat kaget mendengar suara benda berat jatuh disertai dentuman keras.

"Saya sama suami langsung ke dapur. Di dinding bagian bawah ada batu," ujar dia, Jumat (29/1/2021).

Munjilah melihat di tanah tempat batu itu terjatuh terdapat cerukan berdiameter 20 cm dan berkedalaman 6 sentimeter bekas dihantam benda keras.

Baca berita selengkapnya: Munjilah Kaget Dengar Suara Dentuman, Ternyata Rumahnya Dihantam Meteorit, Ini Ceritanya

 

4. Duka keluarga pilot Sriwijaya Air SJ 182

Suasana duka terlihat setelah jenazah pilot Sriwijaya Air SJ-182, Kapten Afwan sampai di kediaman keluarga, Perumahan Bumi Cibinong Endah (BCE), Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (30/1/2021).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Suasana duka terlihat setelah jenazah pilot Sriwijaya Air SJ-182, Kapten Afwan sampai di kediaman keluarga, Perumahan Bumi Cibinong Endah (BCE), Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (30/1/2021).

Saat jenazah pilot Sriwijaya Air SJ 182 Kapten Afwan tiba di Perumahan Bumi Cibinong Endah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/1/2021) pukul 10.21 WIB, keluarga tak kuasa menahan tangis.

Jenazah Kapten Afwan tersebut tiba dengan pengawalam ketat polisi. Setelah tiba di rumah duka, terlihat dua orang keluar dari ambulans membawa foto Kapten Afwan.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengurus jenazah Kapten Afwan, mulai sejak pencarian di laut hingga teridentifikasi," kata perwakilan keluarga, Sjafzan Badar, saat mewakili keluarga di hadapan pelayat.

Baca berita selengkapnya: Tangis Keluarga Pecah Sambut Kedatangan Jenazah Kapten Afwan di Rumah Duka

5. Buaya dibantai pakai tombak di Sumbar

Ilustrasi buaya air asin Australia.SHUTTERSTOCK Ilustrasi buaya air asin Australia.

Sebuah video berdurasi 16 menit 29 detik yang diunggah akun YouTube Indra N Fish itu sudah ditonton 19.000 lebih warganet dan diunggah pada Jumat (28/1/2021).

Dalam video tersebut terlihat warga ramai-ramai menyaksikan upaya penangkapan yang dilakukan oleh orang yang diduga sebagai pawang buaya.

Menurut Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ade Putra, aksi tersebut sangat disayangkan.

"Betul. Ini sangat disayangkan karena buaya adalah satwa yang dilindungi negara," kata Ade yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/1/2021).

Baca berita selengkapnya: Video Viral Buaya Dibantai Pawang dengan Disaksikan Ratusan Warga

(Penulis: Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan, Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor: David Oliver Purba, Farid Assifa, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com