Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Jenazah Pasien Covid-19 Tertukar, Petugas Pemakaman Pingsan Dipukul Keluarga

Kompas.com - 29/01/2021, 18:38 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Insiden pemukulan terhadap petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 terjadi di Kota Malang, Jawa Timur pada Kamis (28/1/2021).

Akibat pemukulan tersebut, petugas pemakaman itu langsung pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian itu bermula dari tertukarnya jenazah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Baca juga: Viral, Jenazah Covid-19 Tertukar dan Berujung pada Pemukulan Petugas Pemakaman

Duduk perkara

Ilustrasi peti mati.SHUTTERSTOCK Ilustrasi peti mati.
Koordinator Public Safety Center (PSC) 119 Dinas Kesehatan Kota Malang Dhana Setiawan menjelaskan, mulanya ada enam jenazah yang harus dimakamkan.

Saat itu petugas di lapangan mendahulukan jenazah nomor antrean 5.

Lantaran, jenazah bernomor antrean 5 lokasi pemakamannya sama dengan jenazah nomor 3 yakni di TPU Sukun.

Namun, hal itu membuat keluarga jenazah bernomor antrean 4 tidak terima lantaran antreannya diundur.

"Jenazah atas nama W ini memiliki antrean nomor 4 setelah pemakaman di Kedungkandang, Karangbesuki, Sukun. Namun, diundur menjadi antrean nomor 5 karena tim pemakaman akan menyelesaikan terlebih dahulu pemakaman jenazah di Wilayah Sukun," ujar Dhana.

"Lantaran tidak sabar menunggu, pihak keluarga W sempat adu mulut dengan anggota pemakaman yakni Tri Erwanto dan Alfa," kata dia.

Baca juga: Jenazah Covid-19 Tertukar Berujung Pemukulan, Relawan Dinkes: Petugas Capek, Keluarga Minta Buru-buru

 

Ilustrasi JenazahBBC Indonesia Ilustrasi Jenazah
Ternyata jenazah tertukar

Keluarga jenazah pasien Covid-19 nomor antrean 4 pun sempat bersitegang dengan petugas dan ditengahi oleh seorang Bhabinkamtibmas.

Petugas pun bergegas membawa peti jenazah pasien tersebut untuk dimakamkan di TPU Kasin.

Petugas tidak menyadari jika peti jenazah yang terbawa adalah peti nomor 6 dan bukan nomor 4.

Sesampainya di pemakaman, keluarga menyadari jika itu bukan jenazah kerabat mereka.

"Sesampainya di pemakaman, salah satu anggota keluarga tuan W menyadari bahwa peti yang dibawa bukan jenazah keluarganya, melainkan jenazah atas nama tuan S," tutur dia.

Baca juga: Bocah 14 Tahun Gantikan Ayah Menyetir dan Tabrak Pengendara hingga Tewas, Polisi: Sama Saja Berikan Maut di Pundak Si Anak

Petugas dipukul hingga pingsan

Ilustrasi pemukulanKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi pemukulan
Keluarga jenazah yang tertukar itu pun emosi dan memukul petugas pemakaman yang bernama Alfa hingga pingsan.

Sedangkan tim lainnya segera mengambil jenazah pasien yang seharusnya dimakamkan di tempat itu.

"Alfa pingsan dan dilarikan ke RKZ untuk mendapatkan perawatan. Kemudian anggota tim pemakaman lainnya menuju KM RSSA untuk mengambil jenazah tuan W," ungkap dia.

Baca juga: Duduk Perkara Petugas Makam Dipukul Keluarga gara-gara Jenazah Covid-19 Tertukar

Ilustrasi petugas medis yang menangani pasien virus coronaShutterstock Ilustrasi petugas medis yang menangani pasien virus corona

Penjelasan PSC 119 dan rumah sakit

Dhana mengatakan, petugas tak sengaja hingga membuat jenazah tertukar.

Sebab, ada beberapa faktor yang memengaruhi, salah satunya kelelahan fisik.

"Mungkin karena teman-teman tidak terkontrol emosinya. Cape juga dan sebagainya. Keluarga juga mintanya buru-buru jadi tidak konsentrasi," kata Dhana, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (29/1/2021).

Sedangkan Humas RSSA Kota Malang Donny Iryan menjelaskan, insiden tersebut disebabkan karena human error.

"Mungkin karena sudah panas (cuaca), capek dan kawan-kawan sehingga ada miss. Yang diambil harusnya nomor 4 tapi yang diambil peti jenazah nomor 6," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com