Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lekang oleh Zaman, Kopi Podjok Pertahankan Cita Rasa Tradisional

Kompas.com - 28/01/2021, 11:20 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

SURAKARTA, KOMPAS.comKedai kopi yang berada di sudut selatan Pasar Gede, di Jalan Pasar Besar Nomor 38, Surakarta, Jawa Tengah ini selalu terlihat ramai dikunjungi pembeli.

Padahal, kedainya tak begitu besar. Di dalamnya pun tak tersedia meja-meja selayaknya kedai kopi kekinian yang digandrungi anak muda. Karena letaknya di pojok Pasar Gedhe, kedai kopi ini bernama Kopi Podjok.

Pengunjung biasanya datang bukan untuk nongkrong atau berlama-lama di kedai, melainkan membeli kopi bubuk atau kopi cup hangat maupun dingin untuk dibawa pulang.

Saat melewati kedai Kopi Podjok, nampak banyak pengunjung yang keluar dengan membawa sebungkus kopi bergambar angkring di tangannya.

Baca juga: Minum Kopi Sebelum atau Sesudah Olahraga, Mana Lebih Baik?

Untuk menjawab rasa penasaran akan kedai kopi tersebut, Kompas.com pun mengunjunginya pada Senin (25/1/2021).

Sesampainya di sana, Kompas.com mencium aroma kopi yang menyeruak hingga ke setiap sudut ruangan dan disambut pelayan Kopi Podjok dengan ramah

Mereka kemudian menawarkan berbagai jenis kopi baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan nuansa tradisional.

Hal itu terlihat dari tempat penyimpanan biji kopi yang masih menggunakan kotak kayu dengan logo kemasan bergambar angkring atau alat untuk memikul.

Baca juga: Resep Tiramisu Dessert Box Ekonomis, Pakai Bubuk Kopi dan Biskuit

Pemilik Toko Kopi Podjok, Wendy mengungkapkan, hingga saat ini, ia dan para pegawainya masih mengsangrai biji kopi dengan tungku sebelum menggilingnya menjadi bubuk.

“Untuk proses sangrai tidak di toko, tetapi langsung di daerah asal petani kopinya. Ada yang dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.” kata Wendy yang sehari-hari tinggal di Banjarsari.

Adapun untuk pengolahan biji kopi, Wendy menuturkan, masih menggunakan penggilingan tradisional dengan menggunakan mesin peninggalan orangtuanya.

“Terutama untuk jenis kopi robusta Cap Angkring yang menjadi produk andalan khas Toko Kopi Podjok,” kata Wendy.

Baca juga: Ketahui, 8 Cara Sehat untuk Menikmati Kopi

Kopi Cap Angkring asli buatan toko Podjok KOMPAS.com/ARIMBIHP Kopi Cap Angkring asli buatan toko Podjok

Wendy menjelaskan kopi tersebut diberi nama angkring karena ketika generasi pertama keluarganya menjual kopi dengan menggunakan angkring. Wendy sendiri adalah generasi ketiga yang melanjutkan usaha ini.

“Sampai sekarang, kemasannya pun tidak diubah, masih ada gambar laki-laki bercaping yang membawa angkring di pundaknya,” tutur Wendy.

Kopi Cap Angkring dihargai cukup murah di kedai tersebut, yakni hanya Rp 12.000 per 10 bungkus kecil dan Rp 15.000 per seperempat kilogram.

“Kalau ingin menikmati langsung di toko juga bisa, per cup-nya Rp 5.000 saja, buka dari jam 09.00 sampai 15.30 WIB,” jelasnya.

Baca juga: Ampas Kopi Bisa Dijadikan Kompos, Begini Cara Membuatnya

Selain kopi Cap Angkring, Wendy menuturkan, Kopi Podjok juga menjual 23 jenis kopi, mulai dari lokal sampai impor yang didapat langsung dari petaninya.

Adapun jenis kopi yang dijual, yakni Gayo Aceh atau Gayo Wine, Sidikalang, Mandailing, Lintong, Simalungun, Sipirok, Solok, Java, Kerinci Jambi, Bali Kintamani, Toraja, Kalosi, Flores Yellow Caturra, Papua, dan Arabica Peaberry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com