Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Banjir Bandang di Puncak Bogor Bisa Terulang, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/01/2021, 08:31 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Pemantauan LSM

Sementara itu, dari penelusuran dan analisis Forest Watch Indonesia (FWI) dalam rentang waktu periode 2000 sampai 2016, DAS Ciliwung mengalami kehilangan hutan seluas 66 kali Kebun Raya Bogor atau sekitar 5.700 hektar hutan alam hilang di kawasan Puncak Bogor.

Kondisi itu, kini hanya menyisakan 3,407.15 hektar atau sekitar 8,91 persen hutan alam dari total luas hulu DAS Ciliwung. 

Pengampanye FWI Anggi Putra Prayoga mengungkapkan, kasus kehilangan hutan alam di daerah tangkapan air hulu DAS Ciliwung disebabkan oleh adanya alih fungsi hutan menjadi perkebunan, ladang, permukiman, dan semak belukar.

Adapun di antaranya, seluas 879,81 hektar atau 6,02 persen kawasan hutan lindung di wilayah Puncak berubah fungsi menjadi perkebunan.

Kemudian yang juga beralih fungsi, menjamurnya kawasan hunian seperti vila, hotel, dan resort yakni seluas 321,69 hektar atau 2,20 persen.

"Jadi memang signifikan perubahan tutupan hutan. Nah itu yang harusnya dievaluasi, kemudian melihat kebijakan yang ada itu ya disesuaikan dengan yang tadi hilang itu. Jadi dikembalikan lagi fungsinya, yang awalnya hutan, kita hutankan lagi," ucap Anggi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/1/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com