Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Ahyar Nasution: Saya Akan Pecahkan Rekor Jadi Wali Kota Tak Sampai Seminggu | Dokter Jadi Tersangka Diduga Terima Suap Pengadaan Alkes

Kompas.com - 28/01/2021, 07:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Di Medan, Ahyar Nasution diajukan menjadi Wali Kota Medan definitif.

Karena masa jabatannya sudah hampir habis, kemungkinan ia hanya akan menjabat selama beberapa hari.

Berita lainnya, Yanto A Nuba, warga yang tinggal di Manokwari, Papua, terkejut saat melihat mobil yang dibelinya ternyata diiklankan secara online oleh orang lain.

Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:

Baca juga: Akhyar Nasution: Saya Akan Pecahkan Rekor, Jadi Wali Kota Tak Sampai Seminggu

1. Akhyar Nasution: saya akan pecahkan rekor, jadi wali kota tak sampai seminggu

Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Akhyar Nasution diajukan menjadi Wali Kota Medan definitif oleh DPRD Medan.

Akhyar sebelumnya merupakan Wakil Wali Kota Medan yang berpasangan dengan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin.

Namun karena Dzulmi terseret kasus korupsi, Akhyar ditunjuk menjadi Plt Wali Kota Medan.

Sebetulnya masa jabatan Akhyar sudah hampir habis, yakni sampai 17 Februari 2021, sehingga dia kemungkinan hanya menjabat dalam beberapa hari.

"Insya Allah, mohon doa dan dukungannya untuk tiga minggu ke depan prosesnya berjalan. Saya akan memecahkan rekor sebagai Wali Kota dengan masa jabatan tersingkat, kemungkinan tidak sampai seminggu," ucap Akhyar.

Sebelum pengusulan, para anggota Dewan menggelar rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Medan Hasyim SE.

Agendanya yakni memberhentikan Wali Kota nonaktif Medan Dzulmi Eldin yang divonis bersalah dalam kasus korupsi.

“Mudah-mudahan prosesnya berjalan lancar dan penetapan sebagai wali kota definitif sisa masa jabatan 2016-2021 dapat dilakukan secepatnya sebelum masa jabatan habis,” kata Hasyim kepada wartawan di DPRD Medan.

Baca juga: Yanto Terkejut Mobil yang Dibelinya Ternyata Dijual di Bali: Saya Beli untuk Kerja di Papua

2. Yanto terkejut mobil yang dibelinya ternyata dijual di Bali: saya beli untuk kerja di Papua

Yanto A Nuba, warga yang tinggal di Manokwari, Papua, terkejut saat melihat mobil yang dibelinya ternyata diiklankan secara online oleh orang lain.

Mengetahui mobil itu berada Bali, dia langsung terbang ke Pulau Dewata dan melaporkan dugaan penggelapan mobil kepada Polresta Denpasar.

Kasus berawal saat dia membeli mobil bekas Toyota Hilux Double Cabin seharga Rp 220 juta dari JN yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur, pada Maret 2020.

Mobil sudah sempat terkirim ke Manokwari, namun ada masalah pada mesin hingga Yanto mengembalikan mobil itu.

Menurutnya, JN sanggup mengganti dengan mobil lain.

Namun mobil pengganti tak juga datang hingga berbulan-bulan.

Sampai Oktober 2020 dia tidak sengaja melihat iklan mobil yang dibelinya ternyata sudah berada di sebuah showroom di Denpasar Barat.

Baca juga: Diduga Terima Suap untuk Pengadaan Alkes Covid-19, Seorang Dokter Jadi Tersangka

3. Diduga terima suap untuk pengadaan alkes Covid-19, seorang dokter jadi tersangka

Ilustrasi dokterKOMPAS.COM/millionsjoker Ilustrasi dokter
Tiga orang ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus suap pengadaan alat kesehatan (alkes) berupa alat PCR Covid-19, reagen dan bahan medis habis pakai (BMHP) di Sulawesi Tenggara.

Mereka adalah AH, dokter yang juga pejabat di Dinas Kesehatan Sultra, TGJ, Direktur PT Genecraft Labs dan IA, Technical Sales PT Genecraft Labs.

Penangkapan dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi Sultra di Jakarta, Senin (25/1/2021).

AH diduga menerima suap sebesar Rp 431 juta dari pengadaan alkes senilai Rp 3,1 miliar.

"Kasus ini berawal dari laporan masyarakat kepada bidang intelijen, kemudian hari Kamis dilakukan pemeriksaan ditemukan bukti adanya transaksi uang dari Jakarta berupa uang suap kepada pejabat dinas kesehatan provinsi Sultra. Maka hari itu juga ditindaklanjuti ke bidang pidsus, Kamis sore karena sesuai protap dilakukan penyelidikan," ungkap Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sultra Saiful Bahri Siregar di Kantor Kejati Sultra, Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Diduga Terima Suap untuk Pengadaan Alkes Covid-19, Seorang Dokter Jadi Tersangka

 

Ilustrasi rumah sakit.(healthcareitnews.com)KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi rumah sakit.(healthcareitnews.com)
4. Tabrak monyet menyeberang jalan, 2 perempuan dibawa ke rumah sakit

Kecelakaan terjadi di Jalan Lintas Timur, Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (26/1/2021).

Dua orang wanita yang berboncengan sepeda motor itu jatuh karena menabrak monyet yang sedang menyeberang.

Menurut warga setempat, Harto, pengemudi sepeda motor kaget tiba-tiba ada monyet menyeberang hingga kecelakaan tidak terelakkan.

"Makanya terjatuh. Saat ini korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Ripin Muaro Jambi. Korban hanya pingsan, saat ini sudah lebih baik," kata Harto.

Beruntung kondisi jalan saat itu tidak ramai sehingga tidak menimbulkan kecelakaan bagi pengendara lain.

Baca juga: Tabrak Monyet Menyeberang Jalan, 2 Perempuan Dibawa ke Rumah Sakit

5. Video mobil diadang istri viral, Wakil Ketua DPRD Sulut angkat bicara: saya minta maaf

Wakil Ketua DPRD Sulut James Arthur Kojongian saat paripurna di kantor DPRD SulutKOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY Wakil Ketua DPRD Sulut James Arthur Kojongian saat paripurna di kantor DPRD Sulut
Namanya terseret dalam video viral cekcok masalah perselingkuhan, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara (Sulut) James Arthur Kojongian buka suara.

Sempat membantah bahwa video tersebut berkaitan dengan dirinya, kini James meminta maaf.

"Kekhilafan dan tragedi tidak pernah kita inginkan. Saat ini saya dan keluarga akan memperbaiki hal yang salah yang telah terjadi. Saya minta maaf sedalam-dalamnya atas peristiwa sedih dan menjadi tragedi dalam bahtera rumah tangga saya," ujarnya melalui pesan singkat saat dikonfirmasi, Rabu (27/1/2021) pukul 17.24 Wita.

"Saya minta maaf kepada istri tercinta dan seisi keluarga, dan kepada seluruh rakyat Sulut dan Indonesia," tulisnya lagi.

Sebelumnya, James dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Ketua Harian DPD I Golkar Sulut diduga juga karena masalah tersebut.

Namun James belum mendapatkan surat resmi terkait pencopotan dari jabatannya di Golkar.

"Sampai saat ini, pengurus Golkar Sulut belum meminta klarifikasi kepada saya. Saya sangat menjunjung tinggi keputusan partai, tapi setidaknya partai memanggil saya hadir dalam rapat internal terbatas pengurus DPD I," ungkap JAK.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Mei Leandha, Skivo Marcelino Mandey, Jaka Hendra Baittri, Kiki Andi Pati | Editor : Abba Gabrillin, Rachmawati, Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com