Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bencana Tanah Bergerak Kaki Gunung Beser: Kami Minta Kejelasan, Masih Bisa Ditinggali atau Tidak

Kompas.com - 27/01/2021, 17:32 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akan segera mengkaji lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani kepada Kompas.com di selesai  peninjauan di Kampung Ciherang Kaler, Selasa (26/1/2021).

"BPBD akan melakukan kajian bersama Badan Geologi terkait status tanah ini, apakah masih layak dihuni apa tidak,"  kata Dia.

Baca juga: Melihat Kondisi Pengungsi Tanah Bergerak di Kaki Gunung Beser Sukabumi

Kajian perlu waktu

Menurut Anita untuk pelaksanaan kajian bersama ini tentunya perlu waktu. Karena tim ahli pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi sangat terbatas.

"Ahli dalam penanganan ini (tanah bergerak) se Indonesia hanya ada 12 orang," ujar dia.

"Dan menang kami sedang menunggu giliran. Tetapi bila harus segera dilakukan akan bekerjasama dengan instasi lain dalam mengkaji kondisi tanah di sini," sambung Anita.

Kepala Seksi Pencegahan, BPBD Kabupaten Sukabumi, Nanang Sudrajat menjelaskan surat permohonan penyelidikan bencana tanah bergerak ke PVMBG sudah dilayangkan.

"Rencananya ada delapan lokasi di Kabupaten Sukabumi yang akan dikaji PVMBG. Termasuk di Ciherang," jelas Nanang.

Baca juga: Status Siaga Darurat Tanah Bergerak di Kaki Gunung Baros Sukabumi Dicabut

Minta kejelasan

Masyarakat di lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Ciherang sangat mengharapkan pengkajian tempat tinggalnya atau permukiman segera dilaksanakan.

Hal ini terkait keberlangsungan kehidupan warga di dusun terletak pada ketinggian 930 meter dari permukaan laut (m dpl).

"Saya masih menunggu dari pihak pemerintah untuk memberikan kejelasan ke depannya. Apakah masih bisa ditempati atau tidak," kata Wahyu Safaat (36).

Saat ini, lanjut dia, istrinya yang sedang hamil sembilan bulan dan anak pertamanya sudah mengungsi di rumah orangtuanya di Kampung Cigaluga, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung.

Baca juga: BPBD Tetapkan Siaga Darurat Bencana Tanah Bergerak di Kaki Gunung Baros Sukabumi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com