Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2021, 22:24 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, DI Yogyakarta resmi memperpanjang masa pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) mulai Senin (25/1/2021) hingga 8 Februari 2021 mendatang.

Sejumlah kebijakan dilonggarkan dalam perpanjangan kali ini, mulai jam operasional toko kelontong hingga wisata tanpa rapid antigen.

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, instruksi bupati mengikuti instruksi Kemendagri dan Gubernur DIY.

Baca juga: Bupati Gunungkidul dan Wakilnya Tak Ikut Divaksin Covid-19 Kamis Besok

 

Dalam instruksi Bupati Gunungkidl salah satunya meniadakan rapid antigen bagi pengunjung luar wilayah DIY. Sebelumnya pemkab Gunungkidul mewajibkan menunjukkan rapid antigen negatif.

Selain itu, jam operasional pusat kuliner, kafe, restoran, jasa boga hingga pedagang kaki lima (PKL) ditambah hingga pukul 20.00 WIB. Mereka diperkenankan melayani makan di tempat, namun dibatasi hanya 25 persen dari kapasitas.

 "Sampai pukul 20.00 WIB untuk makan di tempat, lalu maksimal hingga pukul 21.00 WIB melayani pesan antar atau bawa pulang bagi jasa boga," kata Badingah kepada wartawan Selasa (26/1/2021)

Dalam intruksi bupati sebelumnya, aktivitas makan di tempat, toko swalayan hingga toko jejaring hanya diperkenankan sampai pukul 19.00 WIB. Begitu pula usaha jasa pariwisata yang dibatasi sampai pukul 18.00 WIB. Menurut Badingah, upaya pelonggaran ini atas masukan dari berbagai pihak. 

"Saya harap ini jadi solusi terbaik, sebelumnya komunikasi dengan mereka sudah dilakukan," kata Badingah.

Baca juga: Tak Pakai Masker di Yogya, Siap-siap KTP Disita

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul Gunungkidul Sunyoto menyambut baik kebijakan yang baru. Sebab, pengusaha yang tergabung dalam PHRI mengalami penurunan omset cukup signifikan selama PTKM tahap pertama. Apalagi selama masa pandemi terjadi penurunan omset.

"Kami yang sudah lama terpuruk jadi menderita kerugian lebih parah," kata Sunyoto.

Pihaknya pun mengimbau kepada anggotanya untuk tetap disiplin protokol kesehatan. Sebab, hal ini menjadi salah satu cara pencegahan penularan Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com