BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku belum puas dengan hasil vaksinasi tahap I. Sebab, hanya 25 persen tenaga kesehatan (nakes) di Jabar yang ikut penyuntukan vaksin Sinovac.
Berdasarkan data terakhir, baru 4.070 nakes yang ikut vaksinansi. Total tersebut didapat dari pelaksanaan vaksinasi selama tiga hari di tujuh kabupaten/kota pada 14 hingga 16 Januari 2021.
Rinciannya,Kota Bandung 1.783 nakes, Kabupaten Bandung 42 nakes, Kota Bekasi 694 nakes, Kota Bogor 568 nakes, Kab. Bandung Barat 442 nakes, Kota Cimahi 420 nakes, dan Kota Depok 121 nakes.
Dari data Satgas Covid-19 Jawa Barat, terdapat 152.827 tenaga kesehatan yang membutuhkan vaksin Covid-19. Kebutuhan paling banyak ada di Bandung dengan 20.533 nakes. Disusul Kota Depok dengan12.229 nakes
"Untuk vaksin, saya laporkan pemaksinan tahap I belum memuaskan baru 25 persen dari target yang seharusnya. Jadi nakes yang seharusnya 100 persen ternyata dengan berbagai dinamika kita hanya bisa selesaikan 25 persen. Sedang kita evaluasi," ucap Emil, sapaan akrabnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (25/1/2021).
Ada sejumlah masalah yang menghambat, seperti nakes yang tidak hadir dan dalam kondisi tidak laik divaksin.
"Ada yang tidak datang, ada yang datang ternyata tidak laik disuntik, pas datang mayoritas tekanan darahnya tinggi. Ini yang menjadi fenomena nasional yang sempat dibahas oleh Menkes," kata dia.
Baca juga: Karawang 6 Minggu Berturut-turut Masuk Zona Merah, Jadi Sorotan Ridwan Kamil
Emil juga berencana mengajukan pola baru dalam proses vaksinasi khusus untuk daerah pelosok. Ia ingin agar vaksin dilakukan secara door to door khusus untuk daerah pelosok.
Jumlah Puskesmas di Jabar yang sedikit menjadi alasan agar vaksinasi daerah pelosok bisa menggunakan sistem jemput bola.
Baca juga: Ridwan Kamil Usul Data Penerima Vaksin Covid-19 Diatur Pemda
"Kita akan mengajukan sebuah situasi ke Kemenkes karena Jabar ini pelosoknya masih banyak, puskesmas nya belum memadai. Jumlah puskesmas ada 1.000-an, jumlah desa ada 5.000-an. Jadi lima desa ngeroyok satu Puskesmas tentu tidak akan maksimal. Kita akan ajukan ke Kemenkes," ucapnya.
Inovasinya, tersedia mobil vaksin yang bisa melayani warga di daerah pelosok dengan prosedur yang sama dengan daerah lainnya.
"Jabar akan berinovasi vaksinasi mendatangi rumah masyarakat melalui mobil yang akan disulap menjadi mobil vaksin. Nah prosedur itu tentu dilengkapi dengan vaksinator, dokter, prosedurnya sama cuma daftarnya tidak usah di gedung tapi yang ada di lapangan, daftar, disuntik, menunggu 30 menit," tutur Emil.
"Mudah-mudahan inovasi untuk daerah pelosok bisa disetujui sehingga tingkat kecepatan keberhasilan vaksinasi di Jabar bisa luar biasa," jelasnya. (K106-15)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.