Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 25 Persen Nakes Divaksin, Ridwan Kamil Sebut Vaksinasi Tahap I Belum Memuaskan

Kompas.com - 25/01/2021, 20:19 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku belum puas dengan hasil vaksinasi tahap I. Sebab, hanya 25 persen tenaga kesehatan (nakes) di Jabar yang ikut penyuntukan vaksin Sinovac.

Berdasarkan data terakhir, baru 4.070 nakes yang ikut vaksinansi. Total tersebut didapat dari pelaksanaan vaksinasi selama tiga hari di tujuh kabupaten/kota pada 14 hingga 16 Januari 2021.

Rinciannya,Kota Bandung 1.783 nakes, Kabupaten Bandung 42 nakes, Kota Bekasi 694 nakes, Kota Bogor 568 nakes, Kab. Bandung Barat 442 nakes, Kota Cimahi 420 nakes, dan Kota Depok 121 nakes.

Baca juga: Ridwan Kamil: Kabupaten Pangandaran dan Kota Tasikmalaya Paling Tidak Patuh Pakai Masker dan Jaga Jarak

Dari data Satgas Covid-19 Jawa Barat, terdapat 152.827 tenaga kesehatan yang membutuhkan vaksin Covid-19. Kebutuhan paling banyak ada di Bandung dengan 20.533 nakes. Disusul Kota Depok dengan12.229 nakes

"Untuk vaksin, saya laporkan pemaksinan tahap I belum memuaskan baru 25 persen dari target yang seharusnya. Jadi nakes yang seharusnya 100 persen ternyata dengan berbagai dinamika kita hanya bisa selesaikan 25 persen. Sedang kita evaluasi," ucap Emil, sapaan akrabnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (25/1/2021).

Baca juga: Ridwan Kamil Tegur Sekda dan Bupati Tasikmalaya: Turun ke Lapangan Beri Semangat, Bukan Hanya Rapat....

Hambatan vaksinasi

Ada sejumlah masalah yang menghambat, seperti nakes yang tidak hadir dan dalam kondisi tidak laik divaksin.

"Ada yang tidak datang, ada yang datang ternyata tidak laik disuntik, pas datang mayoritas tekanan darahnya tinggi. Ini yang menjadi fenomena nasional yang sempat dibahas oleh Menkes," kata dia.

Baca juga: Karawang 6 Minggu Berturut-turut Masuk Zona Merah, Jadi Sorotan Ridwan Kamil

Emil juga berencana mengajukan pola baru dalam proses vaksinasi khusus untuk daerah pelosok. Ia ingin agar vaksin dilakukan secara door to door khusus untuk daerah pelosok.

Jumlah Puskesmas di Jabar yang sedikit menjadi alasan agar vaksinasi daerah pelosok bisa menggunakan sistem jemput bola.

Baca juga: Ridwan Kamil Usul Data Penerima Vaksin Covid-19 Diatur Pemda

 

Inovasi vaksinasi jemput bola

"Kita akan mengajukan sebuah situasi ke Kemenkes karena Jabar ini pelosoknya masih banyak, puskesmas nya belum memadai. Jumlah puskesmas ada 1.000-an, jumlah desa ada 5.000-an. Jadi lima desa ngeroyok satu Puskesmas tentu tidak akan maksimal. Kita akan ajukan ke Kemenkes," ucapnya.

Inovasinya, tersedia mobil vaksin yang bisa melayani warga di daerah pelosok dengan prosedur yang sama dengan daerah lainnya.

"Jabar akan berinovasi vaksinasi mendatangi rumah masyarakat melalui mobil yang akan disulap menjadi mobil vaksin. Nah prosedur itu tentu dilengkapi dengan vaksinator, dokter, prosedurnya sama cuma daftarnya tidak usah di gedung tapi yang ada di lapangan, daftar, disuntik, menunggu 30 menit," tutur Emil.

"Mudah-mudahan inovasi untuk daerah pelosok bisa disetujui sehingga tingkat kecepatan keberhasilan vaksinasi di Jabar bisa luar biasa," jelasnya. (K106-15)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com