Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Gempa Sulbar Mulai Terserang ISPA

Kompas.com - 25/01/2021, 18:53 WIB
Himawan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAMUJU, KOMPAS.com - Setelah gempa besar yang berpusat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021), warga masih memilih bertahan di tenda pengungsian.

Di Kabupaten Mamuju, beberapa warga mendirikan tenda di pinggir jalan.

Tipisnya tenda yang dipakai ditambah kondisi cuaca tak menentu membuat beberapa warga terserang penyakit infeksi saluran pernapasan.

Kepala Rumah Sehat Baznas Parigi Moutong dr. Kaslan mengatakan, kebanyakan para pengungsi mulai dari anak-anak hingga lanjut usia kesulitan bernapas akibat kondisi tersebut.

Baca juga: Kasrem 142/Tatag: Kondisi Mamuju dan Majene Berangsur Pulih

Selain itu, para pengungsi terkadang menghirup asap kendaraan yang lewat di pinggir jalan tempat mereka mengungsi.

"Penyakit paling banyak Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare, sakit kepala, sakit di badan, itu yang paling banyak," ujar Kaslan yang mengunjungi langsung para pengungsi di Mamuju, Senin (25/1/2021).

Selain permasalahn tersebut, para pengungsi juga hingga kini masih kesulitan air bersih.

Para pengungsi juga masih kesulitan untuk mandi dan aktivitas yang membutuhkan air bersih seperti mencuci.

Baca juga: Kemenkes: 2 Rumah Sakit dan KRI dr Soeharso Sudah Beroperasi di Mamuju

Saat ini, kata Kaslan untuk keluhan para pengungsi, tenaga medis dan relawan masih terus berdatangan untuk merawatnya.

Namun kesulitan yang utama ialah para pengungsi yang menghadapi cuaca tak menentu seperti hujan dan angin kencang. 

"Kalau kita lihat kondisi pengungsian memang kurang air bersih, MCK susah. Otomatis tingkat kebersihan di sini memang rendah," ujar dia. 

Sementara itu di Desa Tubo Puang di Kecamatan Tubo Sendana, para pengungsi juga masih kekurangan logistik seperti makanan dan obat-obatan. 

Kepala Desa Tubo Puang Abdul Wahid mengatakan, saat ini bantuan logistik yang masuk tidak cukup untuk seluruh pengungsi yang ada di desanya. 

Bantuan medis yang ada juga seadanya didapatkan warga.

"Ada 240 KK disini dengan 865 jiwa (yang mengungsi)," kata Wahid.

Baca juga: Korban Gempa Harus Antre Berjam-jam di Rumah Wakil Bupati Mamuju untuk Dapat Bantuan

Hingga kini dari data Satgas Tanggap Bencana Sulbar, jumlah pengungsi akibat gempa sebanyak 89.624 dengan masing 60.505 yang mengungsi di Mamuju dan 29.199 orang yang mengungsi dari Majene.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dan sekitarnya pada Jumat (15/1/2021) sekitar 01.28 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Majene. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer.

Baca juga: Polisi Jaga Ketat Toko dan SPBU yang Mulai Buka Pascagempa di Mamuju

Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) sekitar 13.35 WIB, Majene juga diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 5,9.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com