MAMUJU, KOMPAS.com - Setelah gempa besar yang berpusat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021), warga masih memilih bertahan di tenda pengungsian.
Di Kabupaten Mamuju, beberapa warga mendirikan tenda di pinggir jalan.
Tipisnya tenda yang dipakai ditambah kondisi cuaca tak menentu membuat beberapa warga terserang penyakit infeksi saluran pernapasan.
Kepala Rumah Sehat Baznas Parigi Moutong dr. Kaslan mengatakan, kebanyakan para pengungsi mulai dari anak-anak hingga lanjut usia kesulitan bernapas akibat kondisi tersebut.
Baca juga: Kasrem 142/Tatag: Kondisi Mamuju dan Majene Berangsur Pulih
Selain itu, para pengungsi terkadang menghirup asap kendaraan yang lewat di pinggir jalan tempat mereka mengungsi.
"Penyakit paling banyak Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare, sakit kepala, sakit di badan, itu yang paling banyak," ujar Kaslan yang mengunjungi langsung para pengungsi di Mamuju, Senin (25/1/2021).
Selain permasalahn tersebut, para pengungsi juga hingga kini masih kesulitan air bersih.
Para pengungsi juga masih kesulitan untuk mandi dan aktivitas yang membutuhkan air bersih seperti mencuci.
Baca juga: Kemenkes: 2 Rumah Sakit dan KRI dr Soeharso Sudah Beroperasi di Mamuju
Saat ini, kata Kaslan untuk keluhan para pengungsi, tenaga medis dan relawan masih terus berdatangan untuk merawatnya.
Namun kesulitan yang utama ialah para pengungsi yang menghadapi cuaca tak menentu seperti hujan dan angin kencang.
"Kalau kita lihat kondisi pengungsian memang kurang air bersih, MCK susah. Otomatis tingkat kebersihan di sini memang rendah," ujar dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.