Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Olus Itu Tulang Punggung Keluarga, Dia Telah Pergi, Kini Keluarganya Kehilangan Segalanya"

Kompas.com - 25/01/2021, 18:26 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Isak tangis keluarga menyambut kedatangan peti jenazah Teofilus Lau Ura, salah satu penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

Perwakilan keluarga Teofilus, Benediktus Beke mengatakan, pria yang akrab disapa Olus itu dinilai sebagai pribadi yang baik.

Benediktus menyebut, Olus merupakan anak sulung dari dua bersaudara.

Keluarga Olus, kata dia, sangat kehilangan sosok yang merupakan tulang punggung keluarga itu.

Selama ini, Olus bekerja di Jakarta. Uang yang didapat selama bekerja di Jakarta dikirim ke kampung halaman untuk menafkahi mama dan adiknya.

Baca juga: Alasan Ketua DPD PDI-P Bali Pakai 1 Sendok Menyuapi 2 Bupati Terpilih: Spontan dan Cepat

Hal itu terjadi karena ayah Olus hilang tanpa kabar sejak pergi ke Kalimantan beberapa waktu lalu.

Benediktus menambahkan, keluarga Olus telah kehilangan segalanya. Apalagi, adik Olus masih duduk di sekolah menengah atas (SMA).

"Olus itu tulang punggung keluarga. Dia telah pergi. Kini, keluarga kehilangan segalanya," kata Benediktus di rumah duka, Jumat (22/1/2021).

Peti jenazah disambut isak tangis

Peti jenazah Olus tiba di rumah duka Kampung Pora, Desa Pora, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat.

Peti jenazah itu dibawa ambulans milik Pemerintah Kabupaten Ende.

 

Setelah dikeluarga dari ambulans, jenazah Olus disambut dengan prosesi adat saat memasuki rumah duka.

Setelah itu, perwakilan Sriwijaya Air menyerahkan peti jenazah kepada keluarga.

Benediktus Beke mengatakan, keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada Sriwijaya Air yang mengurus identifikasi hingga pemulangan jenazah ke kampung halaman.

"Tentu tidak mudah memproses ini dengan situasi pandemi Covid-19. Semua ini bisa diproses dengan baik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulangan jenazah saudara kami," kata Benediktus.

Sebelumnya, dua warga asal Kabupaten Ende menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Baca juga: Tangis Haru Keluarga Menyambut Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182 di Ende, NTT

Dalam manifes penumpang, kedua penumpang asal Ende itu tercatat dengan nama Felix Wenggo dan Sarah Beatrice Alomau.

Tetapi, nama yang tercatat dalam manifes penumpang itu bukan nama asli korban. Kedua korban bernama Teofilus Lau Ura dan Selvin Daro.

Mereka meminjam kartu tanda penduduk (KTP) rekannya saat menaiki pesawat.

"Mereka berangkat ke Pontianak itu dengan menggunakan identitas orang lain," kata Benediktus kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Rabu (13/1/2021).

(KOMPAS.com/Nansianus Taris)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com