Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkena Jerat Pemburu, Anak Gajah Terpisah dari Rombongan

Kompas.com - 25/01/2021, 10:25 WIB
Suwandi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi telah menyelamatkan anak gajah yang terluka karena jerat pemburu.

Populasi gajah yang berada di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh saat ini hanya tersisa 120 ekor.

"Setelah kita tracking kembali, kondisi anak gajah sudah sembuh dan bisa berjalan," kata Rahmat Saleh, kepala BKSDA Jambi melalui telepon, Senin (25/1/2021).

Ia mengatakan, awal bulan lalu, BKSDA menyelamatkan anak gajah yang terluka pada bagian kaki karena jerat pemburu.

Penanganan konflik satwa liar dengan manusia kali ini, sambung Rahmat, berupa tindakan medis terhadap satwa yang terluka.

Baca juga: 30 Ekor Gajah Liar Mengamuk dan Rusak Lahan Perkebunan Warga

Anak gajah ini terluka di kawasan hutan di Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjab Barat.

Anak gajah berusia sekitar lima tahun dengan bobot 1,5-2 ton ini masih terlilit tali di bagian kaki. Sehingga membuatnya terpisah dari rombongan.

"Sekarang meskipun sudah bisa jalan. Dia masih sendirian dan belum bertemu dengan rombongannya," kata Rahmat lagi.

Tim BKSDA terus melakukan pemantauan agar anak gajah itu selamat sampai bertemu dengan kelompoknya.

Adapun kronologi penyelamatan, kata Rahmat, dilakukan dengan melacak posisi anak gajah, selanjutnya melakukan upaya pembiusan menggunakan tulup.

Kondisi ketika diselamatkan, kaki anak gajah telah mengalami infeksi dan masih terdapat tali yang melilit.

Setelah melakukan tindakan medis dan melepas tali yang melilit kakinya, tim di lapangan lalu memberikan antidot untuk memulihkan kesadaran gajah.

Menurut Rahmat, gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) adalah subspesies dari gajah Asia yang hanya berhabitat di Pulau Sumatera.

Gajah sumatera berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah India. Gajah memberikan kontribusi yang cukup bermanfaat bagi alam.

Bagi hutan atau alam, kotoran gajah nantinya akan menyuburkan pepohonan dan tumbuhan serta gajah juga menyebarkan biji buah pohon.

Gajah memakan biji-bijian yang kemudian dibuang dalam kotoran ke berbagai tempat yang dilewatinya.

Setelah diolah oleh sistem pencernaan, biji-bijian yang jatuh ke tanah itupun seakan langsung disuburkan oleh kotoran alami tadi sehingga tumbuh lebih cepat.

Baca juga: Seekor Gajah Hamil Ditemukan Mati Diduga Akibat Makan Pupuk

Namun, populasi gajah semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam.

"Saat ini, hanya 2.000 an ekor yang tersisa di alam liar. Untuk Jambi sendiri 120 ekor," sebut Rahmat.

International Union for Conservation of Nature(IUCN) menggolongkan gajah Sumatera sebagai species critically endangered atau spesies yang terancam punah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com