Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Seorang Kakek Tewas Diserang Kawanan Tawon | Suara Dentuman Misterius di Bali

Kompas.com - 25/01/2021, 06:34 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Tarmin, seorang kakek berusia 62 tahun, warga Dusun Krasak, Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, Jawa Tengah, tewas setelah disengat puluhan tawon jenis Affinis atau tawon Vespa, saat sedang mencari rumput, Sabtu (23/1/2021) siang.

Saat itu, korban tidak mengetahui jika ada sarang tawon di semak-semak saat sedang mencari rumput.

Dari hasil pemeriksaan, terdapat ada bekas puluhan sengatan lebah pada tubuh korban.

Sementara itu, warga di Kabupaten Buleleng, Bali, digegerkan dengan suara dentuman keras, Minggu (22/1/2021) sekitar pukul 10.27 Wita.

Bunyi ledakan tersebut ramai beredar di grup-grup WhatsApp di Bali.

Berdasarkan hasil penelusuran Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, seluruh wilayah nihil ledakan di daratan.

Sedangankan hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, terdapat anomali sinyal yang tercatat di sensor seismik Singaraja.

Namun, sinyal tersebut bukan dari sinyal sesismik gempa bumi.

Baca populer nusantara selengkapnya.

1. Seorang Kakek Tewas Diserang Kawanan Tawon

Korban meninggal dunia akibat serangan tawon vespa, dipindahkan dari lokasi kejadian ke pemukiman warga. Korban meninggal itu merupakan warga Kecamatan Warureja Tegal, yang tengah mencari rumput di Dusun Krasak, Desa , Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, Sabtu (23/1/2021). (Tribun Jateng/Istimewa) Korban meninggal dunia akibat serangan tawon vespa, dipindahkan dari lokasi kejadian ke pemukiman warga. Korban meninggal itu merupakan warga Kecamatan Warureja Tegal, yang tengah mencari rumput di Dusun Krasak, Desa , Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, Sabtu (23/1/2021). (Tribun Jateng/Istimewa)

Seorang kakek bernama Tamin (62), warga Dusun Krasak, Kelurahan Sugihwaras, Pemalang, Jawa Tengah, tewas setelah disengat puluhan tawon jenis Affinis atau tawaon Vespa saat mencari rumput, Sabtu (23/1/2021) siang.

Bahrudiin, seorang saksi melihat kejadian mengatakan, awalnya ia mendengar ada suara teriakan dari seseorang.

Mendengar itu,ia pun lantas menuju sumber suara tersebut. Namun, betapa terkejutnya Bahdrudiin melihat korban sudah dikerumi puluhan tawon.

"Mengetahui banyak tawon, saya pakai jas hujan untuk berlindung," kata Bahdrudiin, di kutip dari TribunJateng.com.

Setelah itu, ia kemudian meminta tolong ke warga yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Namun saat warga datang, Tarmin sudah meninggal dunia, dan kami menghubungi pihak kepolisian" ungkapnya.

Baca juga: Warga Sempat Dengar Teriakan Ya Allah Sebelum Tarmin Tewas Diserang Kawanan Tawon

 

2. Suara Dentuman Misterius di Bali

Ilustrasi ledakan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi ledakan.

Sebuah dentuman keras menggegerkan warga di Kabupaten Buleleng, Bali, pada Minggu, sekitar 10.27 Wita.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Made Rentin mengatakan, sejumlah warga di Buleleng memang mendengar suara dentuman yang cukup keras.

Kata Made, berdasarkan penelusuran seluruh wilayah yang dilakukan pihaknya nihil ledalan di daratan.

"Masih ditelusuri kemungkinan di laut," katanya, melalui pesan WhatsApp, Minggu (24/1/2021).

Sedangan hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, terdapat anomali sinyal yang tercatat di sensor seismik Singaraja pada pukul 10.27 Wita.

Namun, sinyal tersebut bukan dari sinyal seismik gempa bumi.

"Sebagai tambahan informasi, sejak pukul 08.00 Wita hingga saat ini tidak ada kejadian gempa bumi di wilayah Bali," ujarnya.

Baca juga: Suara Dentuman Misterius Gegerkan Warga Bali, Sumber Suara Belum Teridentifikasi

 

3. Istri bantu suami perkosa rekan kerja

Ilustrasi SHUTTERSTOCK Ilustrasi

Diduga takut dicerai, seorang istri di Bukittinggi, Sumatera Barat, berinisial N, membantu suaminya AF, melakukan pemerkosaan terhadap S.

S diketahui rekan kerja AF di salah satu toko di Bukittinggi.

Kasat Reskrim Kota Bukittinggi Chairul Amri Nasution mengatakan, AF sudah memerkosa S sebanyak dua kali. Terakhir pada 11 Desember 2020.

Peristiwa itu berawal saat pelaku AF meminta istrinya untuk menjemput korban ke toko tempatnya bekerja.

"Jadi, jika N tidak tidak mau menjemput, maka akan diceraikan. Makanya si N ini mau saja," kata dia.

"N menjemput korban ke toko tempatnya bekerja. Kemudian, menyuruh korban untuk melayani suaminya. Korban saat itu diancam oleh N, " sambungnya.

Baca juga: Istri Bantu Suami Perkosa Rekan Kerja, Diancam Diceraikan jika Tak Menurut

 

4. Istri dibunuh suami gegara uang belanja habis dipakai untuk belanja

IlustrasiiStockphoto Ilustrasi

Gara-gara uang habis dipakai untuk belanja, seorang istri di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, bernama A'an (25), dianiaya suaminya, MN (25) hingga tewas.

Korban tewas setelah mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala.

Peristiwa itu terjadi di rumah mereka di Desa Kawinda Nae, Kecamatan Tambora, Bima, NTB, Sabtu (23/1/2021) sekitar pukul 16.00 Wita.

Kepala Subbagian Humas Polres Bima AKP Hanafi mengatakan, kejadian berawal saat pelaku pulang dari kebun jagung miliknya.

Sesampainya di rumah, MN kemudian meminta uang untuk membeli herbisida atau obat pengendali gulma. Namun, permintaanya tak dituruti korban.

Kepada suaminya, korban mengaku jika uang yang diberikan kepada dirinya sudah habis digunakan untuk belanja keperluan lain.

Mendengar itu, pelaku emosi dan langsung memukul korban hingga tak sadarkan diri.

"Motifnya pelaku kesal karena uang untuk keperluan membeli obat jagung telah habis dibelanjakan oleh korban. Pelaku akhirnya naik pitam dan memukul korban di bagian kepala. Akibatnya, korban jatuh dan tak sadarkan diri," kata Hanafi, kepada Kompas.com, Minggu (24/1/2021).

Baca juga: Kisah Tragis Seorang Istri, Tewas Dibunuh Suami Gegara Uang Habis untuk Belanja

 

5. Viral video Kepala Puskesmas Bone berteriak histeris saat divaksin Covid-19

Reaksi Awaludin Rahim, kepala Puskemas Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo saat disuntik vaksin menjadi viral di media sosial. Ia berteriak histeris saat ingin disuntik. KOMPAS TV/ MAMAT KAIDA Reaksi Awaludin Rahim, kepala Puskemas Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo saat disuntik vaksin menjadi viral di media sosial. Ia berteriak histeris saat ingin disuntik.

Sebuah video yang memperlihatkan Kepala Puskesmas Bone, Kabupaten Bolango, Gorontalo, Awaludin Rahim, berteriak ketakutan saat hendak divaksin Covid-19 viral di media sosial.

Peristiwa itu terjadi di RS Toto Kaliba, Kamis, 12 Januari 2021.

Dalam video yang berdurasi 39 detik tersebut tampak terlihat Awaludin berteriak-teriak ketakutan hingga harus dipegang oleh sejumlah tenaga petugas saat jarum suntik vaksin Covid-19 hendak ditusukkan ke lengan kirinya.

Terkait dengan beredarnya video tersebut, Awaludin pun angkat bicara.

Kata Awaludin, video yang viral tersebut bukan karena dirinya tidak ingin di vaksin Covid-19, Melainkan karena ia fobia jarum suntik.

Meski fobia dengan jarum suntik, Awaludin tatap memberanikan dirinya untuk divaksin covid-19. Hal itu dilakukan untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa vaksin tersebut aman.

"Makanya saya memberanikan diri untuk divaksinasi. Di situ bukan berarti saya takut dengan vaksin, melainkan karena fobia dengan jarum," ujar Awaludin, Sabtu (23/1/2021), seperti dilansir dari Kompas TV.

Baca juga: Kepala Puskesmas Sumur Batu Kota Bekasi Meninggal karena Covid-19

 

Sumber: Kompas.com (Penulis: Imam Rosidin, Rahmadhani, | Editor: Phytag Kurniati, Robertus Belarminus, Setyo Puji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com