KOMPAS.com- Linangan air mata sang ibu, Sarmiati mengiringi pemakaman Pratu Dedi Hamdani di Lombok Tengah, Minggu (24/1/2021).
Putra yang dicintainya itu gugur dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua pada Jumat (22/1/2021).
Air mata kembali mengalir ketika Sarmiati teringat tak sempat mengangkat telepon dari anaknya sebelum menerima kabar duka itu.
Namun, dirinya tidak sempat mengangkat telepon lantaran tengah menjalankan ibadah.
"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia telepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushala," kata dia pilu.
Samiati merasa menyesal hingga dihantui rasa penasaran terkait apa yang ingin disampaikan putranya.
"Saya coba telepon balik tapi ndak aktif handphonenya, nah itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan, sebelum meninggal itu," tutur dia.
Baca juga: Ibunda Menangis dan Pingsan di Pemakaman Pratu Dedi Hamdani: Jangan Halangi, Saya Ingin Melihat Dia